JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, terus melakukan gebrakan sejak awal masa jabatannya sekira dua bulan lalu.

Semua Deputi Kementerian BUMN dan 5 orang direksi PT Garuda Indonesia Tbk yang disingkirkan, serta mengangkat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, adah gebrakan Erick yang diacungi jempol banyak pihak.

Mengutip Kompas.com, Rabu (18/12/2019), beberapa BUMN masuk dalam "antrean" untuk Erick rombak susunan Direksi nya. Beberapa BUMN juga belum memiliki direksi secara definitif. Tercatat, setidaknya ada tiga BUMN yang masih menunggu penetapan direksi oleh Erick. BUMN mana saja?

1. PLN

Penetapan direktur utama (dirut) PT PLN menjadi salah satu agenda yang harus segera Erick Thohir lakukan. Pasalnya, sejak April 2019, PLN tidak mempunyai dirut definitif pasca Sofyan Basyir menjadi tersangka kasus suap PLTU Riau I.

Setelah itu, pemerintah telah melakukan pergantian jabatan pelaksana tugas dirut PLN sebanyak tiga kali. Mereka adalah Muhamad Ali, Djoko Raharjo Abumanan, dan Sripeni Inten Cahyani.

Salah satu kandidat terkuat yang menjadi dirut PLN adalah mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. “Di antara (calon) semuanya, yang capable Pak Rudiantara. Dia kan sudah lama di PLN,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Senin (9/12/2019).

Arya menambahkan, awalnya Erick Thohir mengajukan tiga nama untuk jadi dirut PT PLN. Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Akhir (TPA) nama Rudiantara-lah yang terpilih.

“Jadi, ada tiga yang dicalonkan, Pak Rudiantara, Bu Inten, dan satu lagi bukan dari internal. Yang terbaik dilihat semua dari kondisi sekarang, ya Pak Rudiantara,” kata Arya.

Namun, Erick Thohir justru enggan mengungkapkan siapa yang akan dia tunjuk sebagai dirut PLN. Sebab, batas akhir pengangkatan dirut PLN jatuh tempo pada 23 Desember 2019.

"Kalau enggak salah deadline 23 Desember, nanti saya review dulu. Proses masih berjalan," ujar Erick, Jumat (13/12).

2. Garuda Indonesia

Erick Thohir juga mencopot lima direksi Garuda Indonesia pada awal Desember lalu. Pencopotan ini pasca temuan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal dari Prancis dalam penerbangan perdana pesawat Airbus A330-900 NEO ke Indonesia.

Kelima direksi Garuda yang Erick copot adalah Ari Askhara, Iwan Joeniarto, Mohammad Iqbal, dan Heri Akhyar. Kementerian BUMN saat ini baru menetapkan Fuad Rizal sebagai pelaksana tugas dirut.

Maskapai penerbangan pelat merah tersebut akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada pertengahan Januari 2020. RUPSLB ini akan menetapkan jajaran direksi baru.

Erick menilai, yang menjadi dirut Garuda Indonesia harus mempunyai akhlak dan integritas yang baik dalam memimpin perusahaan tersebut.

“Kalau dia menjadi salah satu pimpinan (Garuda), itu pasti mendapat nafkah (penghasilan) yang baik, lalu juga di puncak kepemimpinannya, suka enggak suka pasti punya kekuasaan. Yang problem, khususnya di Garuda itu juga dikelilingi perempuan cantik-cantik,” ujar Erick, Sabtu (14/12).

3. KAI

Erick Thohir juga berencana merombak susunan direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam waktu dekat. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Erick akan melakukan pergantian jajaran direksi KAI, meski tidak total.

Direksi akan diambil dari orang internal KAI. “Karena menyesuaikan latar belakang direksi yang ada dan menempatkan ke tempat yang benar,” kata Arya, Senin (17/12/2019).

Perombakan direksi bertujuan agar kinerja KAI semakin baik. Saat ini, posisi dirut dijabat Edi Sukmoro. Direktur niaga diisi Dody Budiawan dan Apriyono Wedi Chresnanto sebagai direktur operasi.

Sementara direktur pengelolaan prasarana dijabat Awan Hermawan Purwadinata, direktur pengelolaan sarana adalah Azahari, serta direktur keselamatan dan keamanan diisi John Robertho.

Lalu, direktur SDM dan umum dijabat Ruli Adi kemudian direktur perencanaan strategis dan pengembangan usaha adalah Amrozi Hamidi. Adapun direktur keuangan dijabat Didiek Hartantyo.