DELISERDANG-Kondisi perkembangan perusahaan pembiayaan di 2019 tercatat cukup baik. Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) FKD Medan Herry Lim pada wartawan dalam pemaparan yang Menurut Herry Lim hal ini bisa dilihat dari indikator total aset perusahaan pembiayaan yang meningkat 1,03 persen dari Rp5,067 triliun menjadi Rp5,115 triliun.

"Tak hanya itu, pertumbuhan positif piutang juga naik dari Rp435,7 triliun jadi Rp451,1 triliun. Atau naik 3,35 persen. Jadi total piutang tidak lebih tinggi dari aset," jelas Herry.

Kemudian, sambung Herry juga ekuitas atau modal itu kenaikannya 8,58 persen dari Rp119,5 triliun menjadi Rp129,8 triliun. Lalu bisa dilihat dari sisi laba dan rugi ada kenaikan ada Rp12,1 triliun jadi Rp 14 triliun atau naik 15,7 persen.

"Jadi, saat ini kondisi perusahaan pembiayaan di Indonesia masih cukup sehat kalau kita lihat data yang dipaparkan tadi," ungkapnya.

Dalam pemaparannya, Herry sempat membahas mengenai financial technology (fintech) yang merupakan peer to peer lending (P2P Lending) atau pinjaman daring. Dimana proses peminjaman hanya melalui aplikasi teknologi.

"Pinjaman ini bersifat langsung. Saat ini perusahaan pembiayaan memang tidak menutup diri dengan fintech ini, perusahaan pembiayaan juga bekerja sama dengan fintech dalam hal teknologi untuk mendukung pembiayaan. Namun, perlu diketahui masyarakat harus benar-benar mengetahui bahwa dalam tahap peminjaman ini harus benar-benar di cek apakah data fintech tersebut telah terdaftar di OJK. Sehingga tidak tertipu dengan fintech ilegal," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori mengatakan tercatat perusahaan pembiayaan per Oktober 2019 menyalurkan pembiayaan sebesar Rp18,5 tiliun, meningkat 6,64 persen dari Desember 2018. Pembiayaan ini dijaga dengan rasio NPF di angka 2,26 persen.

"Penyaluran pembiayaan dari perusahaan Modal Ventura juga bertumbuh dengan baik. Terlihat dari realisasi per September 2019 sebesar Rp39,3 miliar, tumbuh 48,17 persen dari Desember 2018," sebutnya.

Selain itu, dari sisi asuransi, jelas Yusup, Asuransi Jiwa di Sumut mencatatkan jumlah premi Rp7,6 triliun dan klaim Rp6,4 triliun per September 2019. Sementara Asuransi Umum mencatatkan jumlah premi Rp1,2 triliun dan klaim Rp655 miliar.

Untuk dana pensiun, telah menghimpun dana investasi sebesar Rp1,01 triliun, meningkat 8,02 persen dibanding Desember 2018. Dari industri pasar modal, jumlah rekening investor atau SID tercatat sebesar 96.025 rekening. Jumlah tersebut bertumbuh stabil pada September 2019 di angka 37,97 persen, meningkat dibandingkan dengan September 2018 di angka 34,37 persen.

"Adapun jumlah saham yang dimiliki oleh investor di Sumut juga terus meningkat. Pada September 2019, tercatat kepemilikan saham sebesar Rp9,2 triliun, meningkat 5,43 persen dibanding Desember 2018," pungkasnya.*