JAKARTA - Impian Timnas Indonesia U-23 tak mampu mengulang sejarah dengan meraih emas seperti 28 tahun silam di SEA Games 2019. Dalam pertandingan final cabang olahraga sepakbola SEA Games XXX Filipina 2019 yang digelar di Staion Rizal Memorial Manila, Filipina,, Selasa (10/12/2019),  Skuad Garuda Muda  ditaklukkan Vietnam tiga gol tanpa balas.. Andy Setyo Nugroho dan kawan-kawan harus kebagian perak, sementara perunggu diraih Myanmar.  Pada pertandingan puncak, sesungguhnya Indonesia sudah berusaha menguasai bola semaksimal mungkin selama jalannya laga. Namun mereka kesulitan mencari cara bagaimana menceploskan bola ke gawang Vietnam.

Pelatih Indonesia Indra Sjafri mengatakan, permainan yang disuguhkan anak-anak asuhannya lebih baik dibanding laga-laga sebelumnya. "Kami melakoni game lebih terbuka, karena di final hanya ada dua kemungkinan, kalah atau menang. Kami ucapkan selamat untuk Vietnam (atas kemenangan ini)," kata Indra.

Mantan pelatih Timnas U-19 tersebut sangat menyayangkan kejadian yang menimpa Evan Dimas Darmono pada menit ke-23. Dia menyebut perilaku pemain Vietnam cukup kasar. Saat itu, Evan dilanggar pemain lawan hingga harus digantikan Syahrian Abimanyu. Akibatnya, taktik sempat bermasalah lantaran posisi Evan yang cukup sentral di lapangan tengah. "Pergantian pemain bukan karena kebutuhan taktik akan jadi masalah bagi tim. Saya pikir cederanya Evan di waktu yang masih 23 menit, tentu sangat mempengaruhi proses tim di babak pertama," ungkapnya.

Di sisi lain, pihaknya juga memuji  permainan Vietnam besutan pelatih asal Korea Selatan, Seo Hang Park. Menurutnya, The Golden Stars mampu unggul pada bola-bola mati dan hal itu menjadi mimpi buruk bagi Indonesia. Sebab, dua dari tiga gol Vietnam terjadi melalui bola mati yang tak mampu diantisipasi pemain Indonesia dengan baik. "Vietnam unggul pada bola set piece. Selama dilatih Coach Park, sirkulasi bola dan pergerakan pemain lebih baik. Pemain Vietnam bermain dengan spirit yang luar biasa," ungkapnya.

Agresivitas Vietnam juga tak bisa diimbangi meski Indonesia memasukkan Muhammad Rafli untuk menambah daya gedor barisan depan. Pasukan Garuda Muda masih kesulitan membongkar permainan Vietnam yang dikomandoi Doan Van Hau dan kawan-kawan. "Kita ketinggalan dua gol, lalu Rafli kita masukkan untuk memperbanyak pemain depan untuk mengejar ketertinggalan," katanya.

Kendati kalah telak, Indra menyebut capaian SEA Games kali ini lebih baik dibanding sebelumnya-sebelumnya. "Kita tidak masuk final sudah enam tahun. Jadi sebenarnya lebih baik dari enam tahun sebelumnya. Tapi kita coba karena sudah 28 tahun tanpa emas, karena itu kita main lebih terbuka, itu dasarnya," terang Indra. ***