MEDAN - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tricom berupaya 'melahirkan' lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha di era milinial.

"Hal itu merupakan keinginan saya untuk memajukan Tricom ke depan, walaupun ada prosedur dan proses penyusunan dari Dikti yang panjang dan ketat yang harus diikuti dan dipedomani bisa dibuat peraturan," kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tricom, Prof Ir Zulkarnain Lubis, MS, PhD di Medan, Senin (2/12/2019).

Menurutnya Prof Zul, sapaan akrabnya, dunia usaha menginginkan lulusan perguruan tinggi yang memiliki karakter dan kepribadian baik, yang tidak hanya tahu teori tetapi juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan pengalaman.

Selain itu, memasukkan mata kuliah yang dianggap dibutuhkan dunia kerja, diantaranya bisnis online, digital marketing dan lainnya.

"Selain itu, juga kita akan menambahkan bobot untuk membangun karakter pribadi yang dapat mendukung mereka sebagai wirausahawan dan profesional yang diperlukan dunia usaha. Yang paling terpenting dibutuhkan perusahaan adalah selain ilmu juga kepribadian, itu nanti yang akan kita ramu dalam menyusun kurikulum. Selain itu, setiap mahasiswa akan melakukan peraktek lapangan dan berangkat ke luar negeri minimal 10 hari mengikuti perkulihan, sehingga mahasiswa menikmati perkuliahan di luar negeri dan memahami budayanya," beber Prof Zul.

Dikatakan Prof Zul, ada prosedur dan proses penyusunan dari Dikti yang panjang dan ketat yang harus diikuti dan dipedomani. Apa yang diinginkan Tricom perlu mengacu pada peraturan yang ada dan harus mempertimbangkan profil yang diinginkan dunia usaha, sementara antara keduanya tidak selalu sejalan, sehingga Tricom harus kreatif untuk menjaga keduanya.

"Melalui tim yang akan dibentuk dan dibantu oleh yang paham aturan main penyusunan kurikum, akan disusun kurikulum prodi Manajemen Tricom mulai dari komposisi mata kuliah, metode pembelajaran, kegiatan, sampai kepada RPS, dan RPP yang sesuai dengan SNI Dikti dan KKNI," tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Tricom, Fuad menilai, penyusunan kurikum tersebut sudah sangat baik, justru melebihi kurikulum yang biasanya.

"Selama ini banyak mahasiswa yang tidak memahami kurikulum akibatnya tidak siap kerja karena dipaksa harus wisuda dan keluar dari kampus," jelasnya.

Menurutnya, setiap mahasiswa perlu mempersentasikan pengetahuan yang didapat diluar kampus, misalkan dari sumber berita media. Selain itu, adanya kunjungan mahasiswa ke perusahaan agar mahasiswa tidak hanya dicekoki dengan teori tapi juga perlu peraktek lapangan.

"Program Pendidikan Karakter sangat baik, sebab dunia usaha dan pemerintah sangat membutuhkan manusia yang berkrakter. Selain itu, belajar harus dua arah, tidak hanya trioritis, mahasiswa juga harus turun ke lapangan, perlu juga extra kurikuler untuk membangkitkan gairah mahasiswa belajar," sebut Fuad. *