MEDAN- Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV (BRSODH) Bahagia Medan dalam memperingati Hari AIDS Sedunia 2019 memberikan edukasi dan sosialisasi serta pendampingan kepada masyarakat. Terutama dalam menghilangkan stigma pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).

Melalui tema "Bersama Masyarakat Meraih Sukses", BRSODH Bahagia Medan yang merupakan salah satu unit dari Kementerian Sosial Republik Indonesia untuk menanggulangi orang dari HIV ingin memberikan rehabilitasi sosial kepada Odha dengan syarat harus tinggal di asrama.

"Balai ini juga memberikan pendampingan. Karena, apapun kondisi dari si penderita, masyarakat juga harus menerima dan dapat terlayani dengan baik," kata Kepala BRSODH Bahagia Medan, Sumarno Sri Wibowo dalam acara peringatan Hari HIV AIDS Sedunia 2019 di Medan, Senin (2/12/2019).

Diungkapkannya, dari jumlah kasus HIV AIDS tahun 2007-2019, secara nasional ada sekitar 500.000 orang dan 22.000 di antaranya ada di Sumatera Utara (Sumut).

Sesuai tupoksinya, pihaknya ingin agar masyarakat melakukan stop stigma dan diskriminasi kepada penderita. Stop Stigma ada dua aspek, yakni Odha dan stigma dari masyarakat yang harus berbarengan. Ketika Odha bisa membuka diri, maka masyarakat juga harus bisa menerimanya. Sehingga nantinya akan terjadi masyarakat yang inklusif dan bisa menerima Odha dengan segala kekurangan serta kelebihannya.

"Salah satu cara yang sudah kami canangkan, adalah Desa Inklusif di Namo Bintang, Deliserdang yang sudah berjalan selama satu tahun ini. Dimulai dari mempersiapkan ketika ada yang terinfeksi HIV, dan membawanya ke rumah sakit. Adapun outputnya, yakni peraturan desa dan ini sudah ada," ungkapnya.

Diakui Bowo, dari Desa Inklusif ini, harus ada satuan tugas Odha yang bisa mendampingi jika ada permasalahan.

Pihaknya pun menargetkan akan ada di setiap desa. Karena tujuannya, tidak hanya menumbuhkan masyarakat, tapi juga pemerintah untuk menciptakan desa inklusif tersebut yang tujuannya memang untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang Odha tersebut.

Lebih lanjut, Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Ditjen Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI, Waskito Budi Kusumo menjelaskan, dengan sikap Stop Stigma dan Diskriminasi untuk Mewujudkan Masyarakat Inklusif Bagi Odha, kegiatan Hari HIV AIDS Sedunia ini juga ingin menyuarakan perlu adanya peningkatan kepedulian masyarakat, menyayangi penderita karena AIDS bukan penyakit menakutkan.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat karena ini masalah besar yang memang menjadi tanggung jawab bersama," jelasnya.

Menurutnya, dengan melakukan sosialisasi, maka masyarakat lebih peduli dan menghilangkan stigma yang nantinya keluarga dari Odha bisa menerima.

"Kita harus menerima orangnya, bukan penyakitnya. Karena HIV ini menyerang kekebalan tubuh dan dampak psikologisnya lebih besar disebabkan masyarakat tidak tahu bagaimana penularannya," ujarnya.

Dia menambahkan, dari Kementerian Sosial RI, pihaknya ingin memperkenalkan sahabat Odha dengan menyediakan layanan terapis dan meningkatkan kapabilitas dari si penderita. Seperti, menjaga kesehatan, hidup bersih dan disiplin minum obat.

"Kami juga menyediakan bantuan ekonomis produktif, yakni terapis kehidupan dengan meningkatkan keterampilannya agar mandiri secara finansial bagi penderita yang tidak mampu. Untuk target 2030, kami akan terus bergerak mempersiapkan agar keluarga bisa menerima dan masyarakat juga mendukung," tambahnya.*