SIMALUNGUN-Permainan bisnis haram judi ‘Togel’ (Totogelap) dikota wisata Parapat, wilayah Hukum Polsek Parapat, Polres Simalungun, Sumatera Utara dalam beberapa bulan terakhir ini makin meresahkan masyarakat.

Aparat penegak hukum (Kepolisian) dituding masyarakat hanya mampu menangkap para penulis Togel dari warung tuak, sementara toke (diduga) tersenyum, karena merasa mampu bermain petak umpet (kucing-kucingan) dengan pihak terkait.

Seperti dikatakan salah seorang warga, permainan judi togel dikota wisata parapat masih berjalan, tentu sangat meresahkan. Anehnya pihak Kepolisian hanya menangkap penulis togel, sementara agen (toke)nya tidak ditangkap.

"Kita berharap pihak Kepolisian bertindak tegas agar permainan judi togel dibersihkan dari kota wisata Parapat ini, "pintanya.

Sementara salah seorang bandar Togel di Parapat, Jumat (29/11/2019)sekitar pukul 11.11 Wib menyampaikan, pihaknya sudah tidak main lagi (tidak membandari Togel) maka semua setoran keberbagai kalangan dihentikan, dan itu sudah dua minggu yang lalu, apakah si NDK tidak memberitahukannya bang? (inisyal NDK: adalah tangan kanan plus Kordinator Lapangan sang Bandar.

Akan tetapi para cukong dan Bandar Togel lainnya ternyata masih bermain tali bagaikan api dalam sekam, dan anehnya ada pula yang saling kibus-mengkibuskan. Inilah yang menjadi dilema baru, dan mengerucutkan persaingan bisnis Togel di daerah Parapat mengarah pada persoalan sosial personal baru.

“Saling benci dan adu domba, saling intip dan melaporkan supaya diantara kedua belah pihak ada tumbal yang dikurbankan kepada penegak hukum, sehingga judi Togel itu seolah-olah nihil dikota ini dan sekitarnya, padahal akting itu hanyalah sekelumit dari kamuflase sang Mafia Togel dan mitranya ‘dikantor tinggi sana’, Ujar P Sinaga (55) di Simpang PLN, Jln bangun Dolok Parapat, sambil menikmati sarapan lontongnya.

Permainan Judi Togel inipun sempat digembar-gemborkan dengan cara bagi wilayah kerja, seolah pakai Daerah Pemilihan (Dapil), nah kalau area Togel ini disebut Daket (Daerah Kekuasan Togel), misalnya Toke A menguasai wilayah Parapat, balata, Tigadolok dan Jorlang hataran. Toke B memiliki wilayah Tanah Jawa, Bandar dan lainnya, begitu juga Toke C berkecimpung di Raya dan sekitarnya.

Begitulah issu itu dan sejumlah pemberitaan diberagam media sempat berkembangbiak dan akhirnya, penangkapan-penangkap para Jurtul alias Juru Tulis Togel yang dapat bonus persenan itu digari dan kini dikerengkeng di Mapolres Simalungun. “Dibaliok cerita penangkapan itupun berpariasi, ada Jurtul yang sudah beberapa kali ditangkap, dan ketangkul lagi, ada jurtul yang menjual harta bendanya supaya bisa meringankan beban tahanan, dan ada lagi keluarga si Jurtul yang ditanggung sang bandar perihal beli beras, miris memang hanya akibat dari bisnis haram bernama Togel liar tersebut.

Semoga Kapolres Simalungun, Kapolda Sumatera Utara dan Kapolri yang baru mampu bersinergi dengan para aparatnya itu, guna membasmi sekaligus membumihanguskan para mafia Togel, Judi KIM, Narkoba dan jenis penyakit masyarakat lainnya dari Negara terrcinta ini.

"Itulah harapan kami sebagai masyarakat awam, Ujar B Saragih (48) di Panatapan Sibaganding, Sualan.*