TOBASA-Munculnya penyakit ternak Babi beberapa bulan terakhir 2019 ini mengakibatkan banyaknya ternak Babi milik warga di Kabupaten Toba Samosir mati ditengarai oleh Virus African Swine Fever (ASF/Demam Babi Afrika dan Hog Cholera.

Matinya ternak Babi milik warga desa di 2 Kecamatan (Kecamatan Siantar Narumonda dan Kecamatan Silaen) banyak ditemukan di buang di ruas sungai aek Bolon Kecamatan Siantar Narumonda.

Sungai Aek Bolon yang melintasi dua Kecamatan (Kecamatan Silaen dan Kecamatan Siantar Narumonda) yang mengalir melintasi beberapa desa mulai dari Desa Pintu Batu Kec,Silaen mengalir ke Desa Sitorang Kec Silaen terus ke desa Narumonda VIII Kecamatan Siantar Narumonda menuju desa Narumonda VII dan Desa Narumonda VI yang berakhir di Hilir sungai tepatnya di desa Narumonda V.yang bermuara ke Danau Toba Desa Narumonda V Kecamatan Siantar Narumonda.

Persis di bendungan irigasi sungai aek Bolon desa Narumonda V ditemukan banyak bangkai ternak menyangkut dan bertahan di ruas aliran sungai.

Nyangkutnya bangkai Babi juga dikarenakan ruas aliran sungai sudah sempit dan banyak di tumbuhi enceng gondong dan berbagai semak belukar membuat arus sungai tidak lancar mengalir.

Banyaknya bangkai ternak babi yang sangkut dan sudah membusuk di bendungan sungai membuat warga desa Narumonda V sangat resah karena aroma bau busuk menyebar ke permukiman dan rumah rumah penduduk khususnya yang bersekatan dengan aliran sungai. Warga panik karena bangkai adalah penyebar penyakit.

Kepala Desa Narumonda V Fernando Marpaung kepada Gosumut Sabtu,(23/11/2019) menjelaskan, dengan maraknya Babi mati di Tobasa akibat virus African Swine Fever (ASF/Demam Babi Afrika) dan Hog Cholera telah melakukan himbauan kepada Kepala Desa dan warga Tiga desa tetangganya (desa Nrumonda VI, Narumonda VII dan Desa Narumonda VIII) supaya tidak membuang bangkai babi dengan sembarangan dan hendaknya di kuburkan.

Menurut salah seorang warga desa Narumonda V Bangkai ternak Babi tersebut diduga dibuang dari Hulu sungai di Kecamatan Silaen pada Desa Sitorang dan Pintu Batu.

"Kenapa mesti dibuang ke sungai harusnya dikuburkan dan jangan di buang ke sungai. Ini bisa menjadi pencemaran lingkungan hidup dan meresahkan kami warga desa Narumonda V yang berada di hilir sungai," ungkap Romauli br Marpaung (54).

Menyikapi hal tersebut Kepala Desa Narumonda V langsung berkoordinasi dengan Camat Siantar Narumonda Pintor Pangaribuan guna untuk membersihkan aliran sungai dari bangkai ternak Babi yang meresahkan warga desanya.*