LABURA - Sebagai partai yang dibranding inklusif, millenial, revolusioner dan progresif, idealnya elit Partai Gelora Sumut harus aktif terjun ke lapangan, merangkul dan membina potensi-potensi muda di daerah. "Bila perlu lakukan riset dan survei tentang kesiapan SDM/SDA dengan kondisi geopolitik di tiap-tiap daerah dalam mengawali wacana dan jargon 5 besar dunia mereka," ujar Anggra, yang juga Alumni SMA Plus Mathauli, Jumat (22/11/2019).

Anggra menjelaskan, lahirnya Partai Gelora harus memiliki minimal tiga unsur untuk mencapai tujuannya, antara lain ide, eksekutor, dan sumber daya.

Ide, yakni sebuah perangkat berpikir berdasarkan kaidah 5WH1. Untuk poin yang ini saya pikir Partai Gelora sudah memilikinya. Kemudian eksekutor. Mereka yang akan melaksanakan ide-ide besar tersebut atau menyebutnya sebagai 'generasi pemikul beban. Selanjutnya sumber daya, yakni seputar SDM, logistik, dana atau hal-hal pendukung lainnya untuk mencapai tujuan," paparnya.

Ketiga unsur ini, kata dia, harus dapat disinergikan dengan data dan fakta di lapangan.

"Sebab karakteristik setiap masarakat di suatu daerah berbeda-beda. Begitu juga pola pikir, tingkat pendidikan dan pemahaman mereka," tuturnya.

Di sinilah pentingnya silaturahim atau blusukan para elit Partai Gelora Sumut ke daerah-daerah untuk melakukan pengamatan dan pengkajian langsung bagaimana narasi besar mereka dapat diterima dengan baik sampai di tingkat grassroat.

"Kemudian didukung penuh oleh segenap lapisan masarakat dan selanjutnya dapat diaplikasikan menjadi sebuah gerakan sosial yang menciptakan gelombang baru dalam konstelasi politik tanah air," tukasnya.

Di akhir penjelasannya, Anggra mengatakan, elit Partai Gelora jangan sampai terkesan sedang menunggu momentum pemilu baru bergerak.

"Jangan sampai terkesan bahwa para elit Gelora sedang menunggu momentum, seperti pilkada atau pemilu 2024 baru akan bergerak. Karena narasi besar partai Gelora sebagai gerakan transformasi dari entitas politik menjadi entitas peradaban itu tidak main-main. Butuh kerja keras, kerja cerdas dan tentu saja butuh pengorbanan yang nyaris tanpa batas," kata Anggra sambil menutup penjelasannya.