MEDAN-Sudah lebih dari setahun, Hermansyah (33) menjadi mitra driver GrabBike sejak dia berhenti bekerja dari perusahaan jasa penitipan barang. Ia dan istrinya bersama-sama memenuhi segala kebutuhan 2 anaknya yang masih kecil. Anaknya yang paling tua berumur 6 tahun dan yang kedua berusia 3 tahun.

Awalnya Hermansyah tidak terlalu aktif karena tidak percaya kalau akan menguntungkan. Ia mengaku mulai serius untuk menjalankan orderan setelah diberitahu sesama mitra pengemudi GrabBike yang ditemuinya saat di jalan kalau sudah banyak yang bergabung dan pekerjaan ini sangat menyenangkan dan juga menguntungkan.

“Jadi setelah saya jalani sebulan, pendapatan saya dibanding ketika saya bekerja di perusahaan sebelumnya bisa meningkat lebih dari 50%,” ungkapnya sembari tersenyum.

Selama bergabung di Grab, Hermansyah mengatakan banyak suka duka yang didapatkannya. Beragam karakter penumpang sudah dihadapinya. Ada penumpang yang baik, ada juga yang sering marah. Tapi menurutnya hal tersebut cukup dibawa santai saja.

“Saya senang bertemu dengan penumpang yang doyan ngobrol, sehingga di jalan tidak merasa bosan. Tetapi sebagai mitra tidak boleh milih-milih penumpang. Yang penting saya berupaya menjalankan tugas sebaik mungkin,” ucapnya.

Setelah berjalan beberapa bulan bergabung sebagai mitra GrabBike, Hermansyah akhirnya melihat peluang untuk membuka usaha makanan yakni burger di rumahnya dan bergabung dengan GrabFood. Dia dan keluarga memberanikan diri untuk berjualan burger dan kudapan lainnya melalui GrabFood karena usaha warung internet (warnet) yang dijalankan istrinya merugi dan akhirnya tutup.

“Istri awalnya takut saat akan bergabung dengan GrabFood, dia khawatir tidak dapat memenuhi pesanan dari pembeli. Akhirnya saya bisa meyakinkan istri kalau saya akan membantunya untuk mengenalkan cara menggunakan aplikasi. Apalagi orderan pertama pembeli saya sedang nge-bid, istri panik dan akhirnya saya berhenti nge-bid dan kembali ke rumah untuk membantunya,” terangnya.

Dia pernah berhenti sementara nge-bid selama beberapa minggu untuk membantu sang istri menerima dan menyiapkan orderan GrabFood. Hermansyah juga menjelaskan secara perlahan aplikasi GrabFood kepada istrinya. “Saya menjelaskan langkah yang harus disiapkan kalau menerima pesanan burger ataupun kudapan lainnya, setelah istri mengerti baru saya mulai kembali narik,” katanya.

Hermansyah mengatakan usaha burger buka sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dari Minggu sampai Jumat. Khusus Sabtu, usaha burger bisa sampai pukul 24.00 WIB. “Kalau sedang ramai, satu pesanan bisa sampai puluhan burger ludes. Saya biasanya berhenti narik, kalau orderan burger lagi ramai,” pungkasnya.

Dia mengaku kalau saat ini penghasilannya dari menjadi mitra GrabBike dan GrabFood memang meningkatkan penghasilannya secara signifikan. “Usaha burger kami bisa cepat berkembang dengan bergabung ke GrabFood, seharinya bisa hingga 50 pesanan kami kerjakan dari GrabFood. Omset sebulan bisa jutaan dan meningkat terus setiap bulannya,” ujarnya.

Hermansyah bersyukur karena usahanya beserta istri terus berkembang hingga hari ini, apalagi sekarang usaha burgernya telah menjadi “resto pilihan”. Dia mengaku terkadang sering pulang ke rumah saat waktu tertentu, karena khawatir istrinya kewalahan melayani permintaan burger. “Kalau sekarang saya sudah tahu jadwal rame orderan burger, jadi bisa bagi waktu. Saya kasihan karena istri bekerja sendiri di rumah,” ujarnya.

Dia mengaku bergabung menjadi mitra Grab mengubah pandangannya. Dia melihat teknologi hari ini bisa membantu semua orang. Selain membantu tentu saja memudahkan hidup para penggunanya. Yang paling menarik untuk Hermansyah, ia melihat teknologi dapat mempererat silaturahmi. “Kalau mau makan sekarang tidak perlu repot, tinggal order. Kalau mau bekerja juga bisa bebas atur waktu untuk bekerja. Grab membuat hidup orang banyak menjadi lebih terbantu,” katanya.

Ia mengatakan dukungan dari keluarga dirasa sangat berarti saat menjalankan aktivitasnya di jalanan. Istrinya juga selalu mengingatkan untuk selalu berhati-hati di jalan dan tidak lupa menjalankan ibadah. “Istri saya selalu mengingatkan saya sholat dan tidak boleh arogan di jalan, harus tetap rendah hati," katanya.

Selain keluarga, Hermansyah juga banyak terbantu dengan bergabung dengan komunitas GrabBike Brigjen Katamso (GBBK). Di komunitas, Hermansyah mendapatkan begitu banyak hal positif. Ia bersyukur bisa banyak berkenalan dengan mitra-mitra Grab lainnya. “Ada banyak teman-teman driver yang mengajari dan itu sangat membantu sekali. Itulah juga gunanya komunitas untuk saling berbagi informasi. Jika ada yang punya masalah, pasti yang lain cepat merespon,” ujarnya.

Sementara itu, Riset dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menunjukkan Grab berkontribusi sebesar Rp 2,66 triliun terhadap perekonomian Medan pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh mitra GrabBike sejumlah Rp 1,06 triliun, diikuti GrabFood sebesar Rp 1,03 triliun, GrabCar senilai Rp 541 milyar, GrabKios individual dan toko sebesar Rp 34 miliar.

Sedangkan, pendapatan mitra pengemudi GrabBike meningkat sebesar 72% dan mitra GrabCar sebesar 86%. Juga, penjualan mingguan mitra merchant GrabFood meningkat sebesar 19%. Selain meningkatkan pendapatan para mitra, Grab juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. 31% mitra pengemudi GrabBike dan agen individual GrabKios, serta 29% mitra pengemudi GrabCar tidak memiliki sumber penghasilan tetap sebelum bermitra dengan Grab.

Sesuai dengan komitmen #GrabForGood yang mendorong teknologi yang dipakai Grab memainkan peranan penting dalam memberdayakan para penggunanya untuk memenuhi harapan, ambisi, dan mimpi mereka. Untuk semua mitra pengemudi, platform teknologi mobile yang digunakan Grab tidak hanya menyediakan keleluasaan, tetapi juga menghadirkan rasa damai bagi penggunanya.*