MEDAN - Pertamina kembali menggelar program lanjutan Pelatihan Teknologi Produk Olahan Cabai kepada petani cabai binaan Pertamina di Kabupaten Deli Serdang. Bekerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BPP Mektan) Kementerian Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Deli Serdang.

Kegiatan yang mengusung tema #MoveOnUKM ini dihelat selama tiga hari, sejak Rabu (13/11) hingga Jumat (15/11) di Stasiun Terminal Agribis, Kabupaten Deli Serdang. Pelatihan diikuti 16 orang petani cabai anggota kelompok Juli Tani binaan Pertamina. Pelatih dari BPP Mektan mengajarkan penerapan teknologi penggunaan mesin penggiling, pengering dan penepung cabai.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo juga mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan program lanjutan. "Juli lalu, kami mengadakan pelatihan pengolahan cabai menjadi produk unggulan. Namun masih manual dan skala rumah tangga. Pelatihan lanjutan ini, menggunakan mesin sehingga bisa meningkatkan produksi produk olahan cabai," ujar Roby pada penutupan pelatihan.

Dengan mesin penggiling, pengering dan penepung cabai ciptaan BPP Mektan, petani cabai mampu mengolah 20 kg cabai basah menjadi 3,1 kg bubuk cabai kering. Produk bubuk cabai ini sepenuhnya organik tanpa bahan pengawet. Dan mampu bertahan hingga 12 bulan.

Menurut DR. Ir. Harsono, M.P. selaku Perekayasa Madya BPP Mektan, Pelatihan kali ini lebih mengarah ke penerapan teknologi, dikarenakan nantinya akan mempermudah proses kerja Petani Cabai. “Pelatihan yang diajarkan oleh BPP Mektan mengenai Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian”, ucapnya.

Sementara itu Kabag Perekonomian Deli Serdang, Putra Jaya Manalu, menyampaikan apresiasinya pada pihak-pihak yang memiliki kepedulian pada kemajuan petani. "Bapak ibu kelompok Juli tani harus memanfaatkan bentuk kepedulian ini dengan terus berinovasi. Jadilah petani dan pengusaha, dari hulu hingga hilir. Menghasilkan produk bernilai tambah", pesannya.

Konsep pengembangan pertanian yang mulai dikembangkan pada saat ini adalah pertanian cerdas, juga disebut Smart Faming atau Precision agriculture. “Dunia saat ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan penggunaan mesin-mesin. Untuk itu SDM petani Indonesia harus disiapkan mulai dari sekarang," jelas Roby.

Susi, salah satu peserta pelatihan mengucapkan terima kasih kepada Pertamina. “Kami berterima kasih kepada Pertamina karena mendukung petani untuk mengolah cabai. Kami juga bersyukur bisa bergabung sebagai mitra binaan Pertamina”, tutup Susi. (*)