MEDAN - Aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan yang menewaskan terduga pelaku dan melukai enam orang lainnya mendapat kecaman dari masyarakat. Enam orang yang menjadi korban ledakan tersebut dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

‘’Kita sangat prihatin dan berduka atas peristiwa ini. Semoga pengawasan dilingkungan masyarakat rutin dilakukan dan pendidikan tentang bahaya aksi radikalisme tesebut sering diingatkan kepada para generasi penerus kita,’’ ucap tokoh pendidikan Dr. Drs. H. Mhd Syafi'i, SH, MH, M.Si kepada wartawan di Medan, Rabu (13/11/2019).

Syafii menjelaskan, pendidikan dan pemahaman tentang bahaya aksi radikalisme harus sering diingatkan kepada anak didik.

‘’Ini menjadi tanggungjawab kita sebagai orangtua maupun tenaga pendidik,’’ ucap Mhd. Syafii.

Mhd. Syafii yang juga ketua Dewan Pembina Perguruan Asy-syafi’iyah Internasional Medan ini menambahkan, di era digitalisasi ini, begitu bebasnya beredar video maupun gambar tindak kekerasan di internet yang mudah dijangkau generasi kita. Jika tidak diprotek dengan memberikan pemahanan maupun dengan pendidikan agama yang baik dan benar dikhawatirkan merusak generasi itu sendiri.

Dalam kesempatan itu, Mhd. Syafii berharap, komunikasi dan silaturahmi serta koordinasi antara aparatur negara maupun dengan masyarakat terus menerus dilakukan dan semakin intensif agar tidak memberikan ruang bagi radikalisme dan intoleransi.

Selain itu, karena kejadian di Kota Medan, Mhd. Syafii berharap Plt Walikota Medan Akhyar Nasution mengintruksikan jajarannya lebih meningkatkan kewaspadaan.

‘’Pendataan dan pengawasan lingkungan masing-masing mutlak dilakukan. Aktifkan juga siskamling. Kepling harus rutin mengontrol warganya. Jika ada yang mencurigakan segera lapor polisi,’’ tandasnya.(***)*