LABUSEL - Sesosok mayat pria tanpa identitas ditemukan membusuk dan mengapung di Sungai Barumun di Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sabtu (9/11/2019) sekira pukul 09.00. Peristiwa ini selanjutnya dilaporkan warga ke Polsekta Kotapinang, dan menjelaskan ada nelayan yang menemukan mayat laki-laki yang sudah membusuk terapung di aliran Sungai Barumun tepatnya di Pasir Binjei di pinggiran Kebun milik DL. Sitorus di Kampung Kristen, Kecamatan Kotapinang.

Atas laporan tersebut, Kapolsekta Kotapinang AKP Darwin Ginting bersama Kanit Intelkam, Piket Fungsi Reskrim dan SPKT Polsekta Kotapinang berangkat menuju TKP dan benar saja mayat laki laki tersebut dalam posisi telungkup di aliran Sungai Barumun.

Berhubung medan yang dilalui menuju TKP tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, akhirnya mayat tanpa identitas tersebut dibawa melalui jalur sungai menuju Tangkahan Lobu, Kecamatan Kotapinang, dengan cara mengikat bagian badan mayat dan ditarik dengan menggunakan sampan.

Sekira pukul 11.00, mayat sampai di perairan Tangkahan Lobu dan petugas belum juga mengetahui identitas korban.

Lima belas menit berselang, seorang laki-laki yang mengaku bernama Muksin Siregar datang ke Tangkah Lobu untuk melihat jenazah tersebut. Seketika dirinya menangis dan menjelaskan bahwa mayat tersebut adalah ayahnya berinisial MNS.

Selanjutnya petugas membawa korban ke RSUD Kotapinang dengan menggunakan ambulance milik Puskesmas Kotapinang.

Sesampainya di RSUD Kotapinang, istri almarhum yakni M Br S (36) membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi dan turut ditandatangani Kepala Lingkungan Labuhan bernama Syawaluddin Hasibuan dan akhirnya membawa korban ke rumah duka dan selanjutnya dikebumikan sekira pukul 16.00 di pekuburan Labuhan Kecamatan Kotapinang.

Kapolsekta Kotapinang, AKP Darwin Ginting menerangkan, berdasarkan hasil pengamatan pihaknya, kondisi mayat yang sudah membusuk itu diperkirakan berada di atas air sekitar 6 hari.

"Tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan di tubuh korban," jelas Kapolsekta.

Dari hasil analisis yang dilakukan pihak kepolisian, sambung AKP Darwin, semasa hidup korban tidak ada masalah dan tidak ada permasalahan dengan pihak lain. Hanya saja, kondisi ekonomi korban akhir-akhir ini merosot, korban sering duduk menyendiri di pinggiran Sungai Barumun.

Kapolsek juga menyimpulkan bahwa ada korelasi kematian korban dengan tuntutan hidup atau tuntutan di rumah tangga tinggi. Apalagi, sambung Kapolsek, menurut keterangan istrinya, seminggu yang lalu korban meminta sejumlah uang, namun sang istri tidak mengindahkan permintaan tersebut. 

"Kita memprediksi korban sengaja mengahiri hidupnya dengan cara bunuh diri melompat ke Sungai Barumun," tandasnya.