TANAH KARO-Kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan di ruas jalan kabupaten antar kecamatan jurusan Kabanjahe-Kutabuluh, disebut minim dan asal dikerjakan.

Hingga menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat yang setiap harinya menggunakan jalan tersebut. Terutama warga yang tinggal diseputaran kaki Gunung Sinabung, mengingat jalan tersebut merupakan salah satu jalur evakuasi saat gunung meletus.

"Karena sepengetahuan mereka, setiap tahunnya dana rutin pemeliharaan jalan dan jembatan selalu dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bidang Bina Marga. Lalu kenapa jalan tersebut tidak dipelihara? Seharusnya, perbaikan atau pemeliharaan rutin jalan harus sesuai dengan ketentuan dan mengikuti suatu standar tertentu. Setiap tahunnya pemerintah telah menganggarkan dana untuk perbaikan atau pemeliharaannya, agar kondisi kemantapan jalan selalu terjaga," ujar J Bangun (48), warga desa Payung, Kecamatan Payung kab. Karo saat ditemui awak media. Selasa (5/11/19).

Pandia (50) warga lainnya juga angkat bicara. Dirinya menyebut, perbaikan dan penutupan lobang-lobang jalan yang baru-baru ini dilakukan oleh Dinas PUPR Kabupaten Karo, terlihat asal dikerjakan.

"Coba lihat bekas yang ditempel-tempel itu. Sekarang sudah mulai rusak lagi. Padahal baru beberapa hari selesai diperbaiki," sebut Pandia sambil meminta awak media untuk mempertanyakan berapa jumlah anggaran pemeliharaan rutin jalan tersebut.

Hal ini juga terlihat jelas saat awak media melintas di jalan kabupaten antar kecamatan Kabanjahe-Kutabuluh.

Persis di sekitar jembatan Pancur Pola, Desa Tigapancur, kerusakan jalan terlihat cukup parah. Seluruh badan jalan tertutup tanah, bergelombang sepanjang kurang lebih 50 meter.

Menurut keterangan warga, pada saat hujan tanah tersebut akan menjadi lumpur dan becek, membuat kendaraan sulit melintas, apalagi sepeda motor.

Begitupun kondisi jembatan tampak tak terawat dan sudah cukup rawan. Besi pengaman kiri kanan jembatan terlihat sudah lapuk dan berkarat, bahkan sebagian sudah tidak ada sama sekali. Sehingga dapat membahayakan bagi para pengguna jembatan, apalagi pada waktu malam dan hujan deras.

Tidak jauh dari lokasi itu persis di gerbang masuk Desa Payung, Kecamatan Payung, kondisi jalan pun kembali terlihat rusak, kurang lebih sepanjang 50 meter. Belum terlihat ada perbaikan, padahal kerusakan tersebut diketahui sudah cukup lama.

Begitu juga di ruas jalan persimpangan Pasar Tiganderket ke arah Kecamatan Kutabuluh, kembali terlihat kerusakan jalan yang sudah cukup parah, sulit dilalui. Padahal menurut keterangan warga, kondisi ini pun sudah cukup lama, belum juga ada perbaikan.

Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Kabupaten Karo Paksa Tarigan, ketika hendak dikonfirmasi wartawan terkait anggaran pemeliharaan jalan dan jembatan APBD Karo tahun 2019, khususnya ruas jalan Kabanjahe-Kutabuluh, tidak berhasil ditemui. Saat dihubungi melalui nomor telepon pribadinya pun, tidak aktif.*