LABUHANBATU - Usai ditemukannya jenazah Maraden Sianipar (55), akhirnya personel Polsek Panai Hilir berhasil menemukan jenazah Maratua P Siregar alias Pak Sanjai (39), Kamis (31/10/2019). "Korbannya menjadi dua orang, ditemukan sekitar 200 meter dari TKP ditemukannya jasad Maraden Sianipar," ungkap Kapolsek Panai Hilir, AKP Budiarto.

Adapun identitas korban, lanjut Kapolsek, Maratua P Siregar alias Pak Sanjai (39), warga Sei Berombang.

Sementara itu, menurut keterangan sahabat korban, Budi Saragih, peristiwa ini diduga berawal dari dimenangkannya dinas kehutanan atas lokasi PT SAB/KSU Amelia Dusun VI, Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir.

"Saat itu pula banyak berdatangan kelompok-kelompok yang ingin mendodos sawit di lahan perkebunan kelapa sawit PT SAB, termasuk kelompok Maraden dkk. Begitupun, pihak perusahaan masih mengajukan banding ke pengadilan, karena diduga lahan yang dikuasai PT SAB adalah hutan lindung," bebernya.

Meskipun banding, lanjut dia, namun kelompok Maraden dkk masuk lagi ke lahan PT SAB hingga akhirnya terjadilah pertengkaran dengan pihak perusahaan termasuk kelompok Maraden dkk.

"Setelah berlanjut, tidak dikasih buah sawit keluar dari kebun dan selanjutnya akses masuk dipalang oleh pihak perusahaan agar tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari kebun," jelasnya.

Selanjutnya, pada Senin (28/10/2019) kemarin, centeng kebun membawa parang dan menjaga palang agar buah tidak keluar. Kemudian, Selasa (29/10/2019) kemarin, Maraden datang ke Berombang, lalu sempat dinasehati oleh temannya yang lain bernama Bintang.

"Jangan lae masuk, orang itu bawa parang. Namun, korban tetap bersikeras untuk masuk ke lahan kebun sembari menjawab biar dia dan Pak Sanjai yang masuk," bebernya.

Jam 3 sore, Burhan dan Maraden sempat kontak. Dalam pembicaraannya, Maraden meminta agar Bintang pergi ke timbangan dan mengambil uang, sebab buah sawit berhasil dikeluarkannya dari dalam kebun.

"Siap kata si Bintang, terus diambilnya uang itu ke timbangan, gak jauh memang dari tempat orang itu ngopi dengan Pak Burhan," jelasnya.

Namun, sekira pukul 15.30, Bintang menelpon Maraden sembari ingin mengabarkan bahwa uangnya sudah dia pegang.

"Setengah empat ditelpon, aktif tapi gak diangkat sampai dengan malamnya. Besok paginya, karena mereka duga sudah lain, maka mereka melapor ke Polsek, karena kereta yang dipakai Maraden kan keretanya Pak Burhan, jam 3 sore, terus jam 6 ditemukanlah jenazah Maraden di dalam parit di belakang mess perkebunan itu," jelasnya.

Malam itu juga, sambung dia, mereka juga berkeinginan mencari Pak Sanjai, tapi karena sudah gelap, akhirnya diurungkan untuk melakukan pencarian.

"Hari ini dicari lagi, akhirnya ditemukan mayat si Sanjai ini, kira-kira sejam yang lalu lah," tukasnya.