MEDAN - Coalition for Sustainable Livelihoods (CSL) diharapkan menjadi sebuah bisnis model ke depan yang menjawab semua berbagai persoalan dan tantangan ke depan. Makanya, Direktur Senior Terestrial di Conservation International Indonesia, Nassat Idris berharap, pertemuan ini lahirnya beberapa project. Karena stakeholder sudah berkumpul dan menentukan berbagai prioritas.

"Nah bagaimana ini dikeroyok bersama seluruh pihak yang mempunyai komitmen keberlanjutan," jelas Nassat di sela-sela lokakarya Coalition for Sustainable Livelihoods (CSL) dengan tema “Konservasi, Restorasi, Kesinambungan Produksi, dan Investasi pada Kawasan Hutan Sumut dan Aceh” di Hotel Santika Premiere Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Kamis (30/10/2019).

Karena bisnis model itu, lanjut dia, ke depan akan berubah. Di mana keberlanjutan ini merupakan salah satu faktor dalam bisnis model ke depan.

"Jadi kalau dulu bagaimana ekonomi bisa berkembang kan, (dilakukan) ekstraksi. Tapi zaman sekarang, setelah mengetahui ekstraksi itu mempunyai dampak yang buruk, tentunya secara rantai pasok dan lainnya, itu harus diubah. Jadi kita bersama-sama semua, karena visinya semua sama, mau pemerintah, swasta, national company, NGO, visinya semuanya pengen berkelanjutan, pengen enak semua, jadi inisiatif inilah yang akan menyatukan semuanya," terangnya.

Di sisi lain, Nassat melihat, bahwa Tapanuli Selatan (Tapsel) dari sisi tata kelola lingkungan, ekonomi, sosial, secara perangkat sudah terbangun. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu didetailkan kembali, sehingga aspek dari sistem produksi perkebunan, perlindungan hutan dan dan aspek dari restorasi dari area yang sudah dibuka yang berdampak terjadinya bencana seperti banjir dan lainnya, bisa direstorasi dengan baik.

"Jadi ini berjalan dengan sistem multi pihak. Pemerintah tidak bekerja sendiri-sendiri, tapi dikonsultasikan kembali kepada masyarakat melalui wadah yang sekarang sudah terbangun," sebutnya.

"Tentunya dari kami (Conservation International Indonesia_RED), kami menyediakan berbagai informasi yang bisa menjadi acuan dan juga informasi teknis, dan ini akan dibawa ke forum dan direncanakan bersama-sama. Ini tidak hanya kabupaten saja, kita harus koordinasi ke provinsi dan koordinasi ke nasional. Jadi model terbaik di sini," jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Tapsel, Abadi Siregar menuturkan, bagaimana phaknya melestarikan kawasan hutan, memajukan masyarakat pertanian yang ramah lingkungan, melakukan pengaturan sesuai tata ruang. Ini akan mengatur termasuk lokasi budidaya dan kawan hutan konservasi.

"Karena investasi di sana banyak, bagaimana investasi ini bisa berkolaborasi dengan masyarakat dan turut berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan, misalkan ada tambang emas, perkebunan dan PLTA, boleh melakukan investasi, tapi lingkungan juga harus bagus," bilangnya.

Abadi mengakui, ada rancangan baru yang bisa diterapkan, semisal CSL ini relatif istilah baru, tapi sesungguhnya Pemkab Tapsel sudah melaksanakan itu.

"Konsep CSL itu akan kita lakukan, sehingga meningkatkan pendapatan petani dan budidaya juga harus memperhatikan kelestarian lingkungan," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, Yunus menimpali, pada tahun 90 an lalu begitu boomingnya sawit, semua orang menebang hutan untuk menanam sawit.
Namun, lanjut dia, seperti yang disampaikan bupati kemarin, edukasi kepada SDM yang paling terpenting.

"SDM dulu yang paling penting. Ini lho, kita harus menjaga untuk konservasi lahan dan air. Karena air sumber kehidupan," ungkapnya.

"Sustainable ini yang kita pegang teguh di sini. Artinya, kita tidak hanya sekali, tapi kita terus menerus supaya bagaimana petani kita seperti yang saya sampaikan tadi. Tidak hanya petani yang kita ISPO kan, atau juga RSPO yang lebih tinggi lagi untuk mendapatkan premium fee, tapi masyarakat yang hari ini yang sudah masuk masa replanting, petani kita juga kita arahkan untuk bisa ISPO. Supaya kawan-kawan kita yang hadir di sini dari luar, dari PepsiCo dari CI, mereka bisa membeli produk kita dengan harga yang sustaible juga, yang tidak dinilai rendah," rincinya.

Kemudian, jelas Yunus, dengan bergabungnya di CSL ini, dirinya berharap adanya kepastian harga, dengan harapan petani bisa lebih baik dengan adanya jaminan harga tersebut.