MEDAN - Bakal Calon Walikota Medan Dr Edy Ikhsan Sah MA bersilaturahmi dengan Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas), Selasa (29/10/2019) malam. Selain membahas soal agraria, silaturahmi juga menyatakan dukungan ke Edy Ikhsan yang akan maju lewat jalur non partai pada Pilkada Medan 2020.

"Jadi kami tahu adinda Edy Ikhsan akan maju sebagai Calon Walikota Medan lewat jalur independen. Tentu ini wajib kita sahuti dengan dukungan konkrit," kata Ketua Formas Sari Rejo Riwayat Pakpahan.

Sekretaris Formas Soemantri menegaskan calon non partai pada Pilkada merupakan niat mulia.

"Calon independen ini sangat mulia. Kecil sekali kemungkinan bisa disetir parpol. Kita cukup belajar dari dua Walikota Medan sebelumnya yang diusung parpol," kata Soemantri.

Soemantri berharap dukungan masyarakat bisa segera terealisasi, apalagi pendaftaran terakhir pada Maret 2019.

"Yang dibutuhkan 105 ribu dukungan KTP. Tentu ini akan mudah jika kita bergotongroyong," kata Somantri.

Siregar, warga Sari Rejo yang hadir di silaturahmi itu mengaku mengenal Edy Ikhsan.

"Apalagi sebagai sesama guru, tentu saya dan keluarga mendukung Bapak Edy Ikhsan menjadi Walikota Medan. Saya dan keluarga akan mengajak yang lain untuk menggalang dukungan," kata Siregar.

Siregar berharap money politic bisa diberangus seiring proses politik yang semakin tercerdaskan ini.

"Perlahan-lahan masyarakat sudah cerdas soal pilihan politik. Suap dan money politic harus diberangus," tegas Siregar.

Sementara itu, Edy Ikhsan menyatakan keputusan bertarung di Pilkada Medan lebih karena kegelisahan tentang masa depan Kota Medan.

"Sebagai anak yang lahir dan besar di Medan saya merasa bersalah jika ilmu yang saya miliki tidak saya terapkan ke masyarakat yang lebih luas. Kota sejarah ini hancur seperti tak memiliki identitas," kata Edy Ikhsan.

Edy menegaskan memahami Kota Medan dengan sejarah panjang dan masa depannya.

"Saya mencintai Medan dengan mempelajari sejarahnya. Dan masa depannya akan bergantung pada apa yang akan kita buat sekarang dan 23 September 2020 Pilkada Medan," tegas Edy.

Dosen Hukum USU itu menyadari Pilkada Medan akan menjadi pertarungan berat, apalagi dirinya menempuh jalur non partai yang tak memiliki banyak uang.

"Tapi 6,5 persen dari 1,6 juta DPT Kota Medan masak sih gak ada yang punya kepedulian soal perubahan tanpa harus dibayar? Kalau kita gotong-royong maka ini akan sangat mudah," ujar Edy.

Sebagai aktivis yang peduli pendidikan dan sosial, Edy Ikhsan berharap proses dirinya mencalonkan Walikota Medan bisa menjadi pendidikan politik yang baik kepada publik.

"Kita ingin membuat sejarah bahwa calon independen menang di Pilkada kota besar di Indonesia. Menolak money politic dan suap. Mari kita ciptakan sejarah itu," tegas Edy.*