JAKARTA -  Plt Ketua Umum PSSI Iwan Budianto  memastikan Kongres Pemilihan dengan agenda pemilihan ketua umum dan anggota Komite Eksekutif (Exco) periode 2019-2023 yang digelar 2 November nanti, tidak cacat hukum di mata Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Pasalnya, pelaksanaan Kongres Pemilihan Ketua Umum baru PSSI sudah ditetapkan melalui Kongres pada 27 Juli 2019 "Kalau mau diubah ya harus voters. FIFA tidak dalam posisi menyetujui atau tidak menyetujui. Kongres itu kewenangan kami. Exco dipilih Kongres, jadi Exco yang memutuskan tanggal pelaksanaan kongres. Karena kami anggota FIFA, maka kami harus mengirim notifikasi kepada FIFA soal waktu pelaksanaan kongres beserta agendanya," kata Iwan usai memenuhi undangan Menpora di Kantor Kemenpora, Selasa (29/10/2019).

Iwan meminta masalah jadwal Kongres itu tidak perlu diperdebatkan lagi. Apalagi, perubahan jadwal Kongres PSSI itu tidak sesulit permohonan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2022.

"Jadi sudahlah anak bangsa Republik Indonesia jangan lagi memperdebatkan kongres mau tanggal 2, 9, 20, atau 21 November. Kita memohon Piala Dunia saja sudah dikasih sama FIFA apalagi cuma sekadar mengubah tanggal, sudahlah," pintanya.

Menurut Iwan, voters yang memiliki hak suara di KLB 2 November mendatang juga disebut sudah jelas diatur dalam statuta. Isinya, jika kongres dilaksanakan pada saat kompetisi berjalan, maka hasil kompetisi tahun sebelumnya yang dipakai.

Artinya, lanjut Iwan, voters yang memiliki hak suara di KLB 2 November 2019 nanti adalah peserta hasil kompetisi yang berjalan di 2018. Voters yang sama seperti pada saat Kongres 27 Juli lalu di Hotel Mercure, Ancol.

Pernyataan Iwan diperkuat Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Dia menyebut jika FIFA keberatan terhadap pelaksanaan KLB 2 November 2019, dipastikan Indonesia tidak disetujui menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

"Apabila FIFA keberatan pasti kita tidak akan ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Karena FIFA tidak masalah, maka komunikasi kami dengan FIFA sudah baik dan FIFA akan datang segera di kongres nanti. Kongres 2 November tidak cacat hukum di mata FIFA," tegas Tisha.

Sebelumnya, salah satu calon Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan tak mau mengikuti Kongres PSSI pada 2 November mendatang.

Mantan Ketua Umum PSSI itu menilai Kongres yang akan dilaksanakan pada pekan depan memiliki sejumlah permasalahan. Pria yang kini menjadi Ketua DPD RI itu menganggap Kongres 25 Januari 2020 yang awalnya ditetapkan AFC dan FIFA sudah ideal.

"Tapi tiba-tiba Exco PSSI memajukan jadwal menjadi 2 November. Tanpa alasan yang mendesak. Akibatnya, jadwal kerja komite pemilihan yang sudah ditetapkan enam bulan, menjadi empat bulan. Dan yang lebih penting, delegasi atau voter Kongres diambil dari hasil kompetisi 2018, bukan klub sekarang yang sedang berkeringat menyelesaikan kompetisi. Ini kan tidak fair," terang La Nyalla. ***