JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berjabat tangan dengan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno, saat serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Rini Soemarno sempat menangis saat mengucapkan perpisahan kepada sejumlah karyawan BUMN.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kabinet Indonesia Maju Erick Thohir mengaku akan langsung menggelar rapat koordinasi internal bersama jajaran Kementerian BUMN dan direksi BUMN.

Rapat internal langsung digelar usai proses serah terima jabatan dengan Menteri BUMN periode 2014-2019 Rini Soemarno.

Ia menyatakan akan menyusun indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) yang harus dicapai dalam 3 bulan dalam Kementerian BUMN. Namun demikian ia masih enggan merinci target-target tersebut.

"Besok Presiden Jokowi, sudah mulai rapat terbatas jam 10.00 WIB dan saya juga minta izin tadi kepada semua jajaran, kami juga mulai rapat habis ini, karena memang bukan apa-apa, tetapi saya punya KPI yang harus dicapai selama 3 bulan," katanya, Rabu (23/10).

Ia mengaku posisi menteri BUMN merupakan tanggung jawab yang berat. Sebagai pelaku sektor swasta, ia selalu memperhitungkan tingkat pengembalian investasi (return on investment/RoI) dalam menjalankan sebuah bisnis. Kini, sebagai pucuk pimpinan Kementerian BUMN ia menyadari perusahaan-perusahaan pelat merah harus mengemban tugas pembangunan yang biasanya merupakan proyek jangka panjang.

Ke depan, ia mengaku akan membangun ekosistem antar BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dengan demikian, ia yakin perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa berlaga di kancah global, tak hanya jago kandang.

"Beliau (Presiden Jokowi) menyampaikan semua menteri harus siap dicopot, dan saya siap dicopot. Kenapa? Tidak lain karena komitmen bagi bangsa kita untuk bisa jadi bangsa yang besar," imbuhnya.

Ia mengaku akan menjadi pemimpin yang terbuka dengan segala masukan. Dengan catatan, masukan tersebut disertai dengan solusi.

"Saya sangat terbuka nanti saya kasih nomor telepon saya ke Pak Sekretaris Jenderal. Silahkan kalau ada yang mau WhatssApp dan telegram," ucapnya.***