JAKARTA - Komitmen Raja Sapta Oktohari membangun olahraga Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sebelum Kongres Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan agenda pemilihan Ketua Umum KOI periode 2019-2023, Raja Sapta Oktohari yang akrab dipanggil Okto sudah pernah menyampaikan keinginannya membangun prestasi olahraga Indonesia dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) olahraga sehingga bisa menghadapi persaingan ketat di kancah Asian Games maupun Olimpiade. Ternyata apa yang sudah menjadi program Okto yang kini menjabat sebagai Presiden NOC Indonesia itu sesuai dengan visi misi Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin dalam periode kedua memimpin Republik Indonesia.

''Sudah Klop. Jadi, visi misi Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin harus dijalankan di dunia olahraga. Apalagi, pemerintah sudah mencanangkan sasaran prestasi olahraga Indonesia adalah Asian Games dan Olimpiade,'' kata Okto di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2019. 

Lantas apa saja program peningkatan SDM olahraga, Okto menyebutkan, planningnya untuk meningkatkan kualitas atlet, pelatih dan wasit terutama cabang olahraga Olimpiade. Begitu juga pengurus induk organisasi olahraga (PB/PP) sudah harus masuk ke kancah kepengurusan internasional. Dengan demikian, prestasi olahraga Indonesia yang sudah menembus peringkat keempat Asian Games Jakarta-Palembang 2018 bisa lebih berbicara pada saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 yang sudah mendapat persetujuan Presiden Jokowi.

Secara rinci putra pengusaha Oesma Sapta Odang ini menjelaskan keinginan menciptakan atlet berkualitas dengan mendirikan Olympic Centre seperti yang sudah dilakukan Belanda, Australia, Malaysia. Korea dan lain-lainnya. 

''Program Sport Science itu mutlak dibutuhkan dalam melahirkan atlet berkualitas yang mampu meraih prestasi di ajang Asian Games dan Olimpiade. Makanya, kita harus memiliki Olympic Centre dengan sport science-nya. Itu yang saya impikan setelah terpilih menjadi Ketua Umum KOI periode 2019-2023,'' ungkap Okto yang lebih senang KOI disebut NOC Indonesia. 

Untuk membangun kualitas SDM pelatih dan wasit, kata Okto, NOC Indonesia di bawah kepemimpinannya akan menggandeng Dewan Olimpiade Asia (OCA) atau Komite Olimpiade Interbnasional (IOC) serta federasi olahraga internasional. 

''Program kepelatihan dan wasit OCA dan IOC itu harus dimanfaatkan dengan baik. Begitu juga dengan program kepelatihan yang ada di federasi-federasi internasional. Jadi, kita bisa memiliki banyak pelatih dan wasit bersertifikat internasional,'' kata Okto.

"Di sini lah butuh peran pengurus PB/PP untuk menembus federasi internasional. Kalau negara lain bisa kenapa kita tidak?" tambahnya. 

Apa yang disebut Okto itu sudah dibuktikannya. Begitu menjabat Ketua Umum PB ISSI, dia mampu melebarkan pengaruhnya dengan menjabat sebagai Wakil Presiden Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI). Bahkan, dia mampu memboyong event kejuaraan balap sepeda Asia sekaligus babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Velodroom International Rawamangun Jakarta tahun 2019. 

Sosok yang sukses menggelar Asian Para Games Jakarta 2018 ini menyadari semua impiannya itu hanya bisa terwujud jika seluruh stake holder olahraga berada dalam bingkai persatuan dalam membangun Spirit Nation dengan mengedepankan kepentingan negara di atas segalanya. 

"Buanglah ego pribadi, kelompok dan kedaerahan untuk mewujudkan visi menggapai prestasi Asian Games dan Olimpiade. Pasti tidak akan ada lagi gesekan. Marilah kita bangun prestasi olahraga bersama dalam bingkai persatuan dengan mengobarkan Spirit Nation. Jadikan, PON itu sebagai ajang untuk mengejar prestasi dunia," ajaknya. ***