MEDAN - Penulis buku-buku filsafat yang bernafaskan Hindu, Dr. A.S Kobalen, SE, M.Phil, MBSM, PGDMM, PGDEM dan IKAL 44 LEMHANNAS RI. kembali mempublish buku terbarunya yang berjudul Thirukural (Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa). Buku mengenai tuntunan hidup sehari-hari seorang individu yang telah ditulis kurang lebih 3000 tahun yang lalu oleh seorang penenun kain bernama TIRUWALLUAR. Di mana saat ini buku tersebut telah diterjemahkan dalam 67 bahasa salah satunya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Tamil bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Arab dan mandarin di negara masing-masing.

Menurut Kobalen sapaannya buku tersebut bukan buku agama namun buku filsafat hidup tentang kehidupan manusia, tentang fungsi setiap individu di dunia. Ada 1.330 pesan dan fungsi setiap individu. Contoh fungsi seorang guru itu apa, anak apa dan lainnya. Jadi ada 133 topik yang ditulis setiap topik 10 pesan sehingga ada 1.330 pesan di dalamnya.

"Saya menerjemahkan ini menghabiskan waktu 7,5 tahun kali 3 jam per hari. Sehingga ini menjadi buku Thirukural tertebal di dunia. Kata pengantarnya dari 5 negara dari tokoh nasional dan internasional salah satunya ada tanda tangan Pak Jokowi saat menjabat Gubernur DKI, Menteri Malaysia, dan Tokoh-tokoh agama Singapura dan India," katanya pada wartawan, baru-baru ini.

Selain buku tersebut terdapat belasan buku lainnya yang telah Ia lahirkan. Saat ini Kobalen bekerja sebagai Asisten Pribadi Bidang Politik dan Pemerintahan dengan Bpk Hashim Djojohadikusumo dan komisaris di Perusahan beliau. Kobalen mengaku menulis buku-buku miliknya di waktu libur dan mengajar lalu saat berdiskusi dan berorganisasi.

Inisiator Pendiri Gapura little India di Kota Medan ini mengisahkan perjalannya sebagai seorang penuls buku pada usia 22 tahun yang baru lulus SMA karena himpitan ekonomi. Saat itu ia berpikir harus menulis karena tempat-tempat Ia bertanya selalu memberikan jawaban yang tidak memiliki acuan untuk berdebat.

"Sehingga saya berpikir saya harus cari sumber-sumber buku dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa India. Kemudian kalau saya saja tidak tahu bagaimana dengan kawan-kawan lainnya. Sehingga timbul ide bagaimana saya cari buku-buku itu dan kemudian saya terjemahkan," terangnya.

Awalnya Kobalen hanya membagikan bentuk paper 2 sampai 3 lembar saja pada saat hari hari besar. Sampai pada tahun 1994 Kobalen mendapatkan beasiswa ke India. Lalu kuat keinginannya membuat sebuah buku pada tahun 2001. Karena di Sumut saja menurutnya buku untuk umat Hindu sangat sulit dijumpai untuk warga India di Sumut.

"Ada sebanyak 13 buku yang sudah saya lahirkan dengan berlafazkan Hindu yang bertujuan menjadi motivasi untuk masyarakat kami (Hindu), agar generasi kami tidak beragama sekedar ikutan-ikutan atau menjadi pengikut buta atau blind follower. Sehingga mereka punya alasan-alasan dan harus ada perubahan karena pemerintah juga mendukung untuk perubahan itu," jelasnya.

Dikatakannya untuk seluruh bukunya seperti buku Makna Siwapuranam Dalam Kehidupan, Rahasia Surga Di Telapak Kaki Ibu, Tata Cara Sembahyang dan Pengertiannya, Teologi Hindu dan lainnya sudah masuk ke Sumut.

"Namun hanya sedikit saja yang mau baca nya. Harapan saya mereka mau mencari buku-buku ini lagi. Saya menawarkan pada yang ingin bisa menghubungi kami ataupun bisa menghubungi teman kami di Parisada. Buku ini gratis," jelasnya.

Ditambahkannya pada tanggal 20 Februari 2020 mendatang, AS kobalen berencana meluncurkan buku baru berjudul Sivapuranam dalam kehidupan di Kota Medan. Dan akan membagikan 5000 buku tersebut secara gratis.

"Nah, tanggal 26 Oktober 2019 mendatang saya bersama umat India lintas agama Kota Medan akan merayakan HUT Gapura Little India sekaligus merayakan Deepawali nite yang ke 5121 Kaliyuga 2019 di Wisma Mariamman," pungkasnya. (*)