NIAS SELATAN - Badan jalan penghubung antara Kecamatan Mazino menuju Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan tepatnya di Desa Hilinawalo Balaekha, Kecamatan Lahusa, putus akibat hujan yang terus menerus mengguyur Nisel hingga terjadi banjir pada Sabtu (05/10/2019).

Akibat hal itu, aktivitas masyarakat sangat terganggu, karena jalan itu merupakan satu-satunya penghubung utama beberapa desa menuju ibukota Kecamatan Lahusa dan Kecamatan Lain sekitar wilayah itu.

Terkait peristiwa tersebut, Pemkab Nisel melalui Dinas PUPR langsung menangani badan jalan dimaksud dengan mengerahkan satu unit alat berat jenis escavator.

Kepala Dinas PUPR Nisel, Erwinus Laia melalui Kabid Bina Marga, Arsennius Halu saat ditemui wartawan di Ruang Kerjanya, Jalan Saonigeho Km 3, Telukdalam, Selasa (8/10/2019) mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penanganan badan jalan yang putus itu.

"Badan jalan yang putus itu, sedang kita perbaiki dengan cara menormalisasi aliran sungai, membuat bronjong dan mengembalikan badan jalan yang longsor sehingga nantinya dapat dilalui kembali oleh warga," tuturnya.

Ia menambahkan, aliran sungai sebelumnya agak jauh dari badan jalan, namun seiring dengan waktu, aliran tersebut lama kelamaan menggerus pinggir jalan hingga membuat badan jalan amblas saat terjadi banjir.

Jika tidak ada kendala, sebut dia, penanganan badan jalan itu ditargetkan selama seminggu ke depan bisa tuntas.

"Memang saat ini ada sedikit kendala di lapangan yakni beberapa oknum masyarakat masih menghalangi lahan yang akan dinormalisasi sebagai aliran sungai. Namun, saat ini sedang diberikan pemahaman oleh Camat Lahusa. Masyarakat di sana juga turut gotong royong secara bersama-sama membantu pengerjaan itu," tukasnya.

Anggaran Penanganan badan jalan itu, sambung dia, bersumber dari Dana pemeliharaan jalan pada Dinas PUPR Nisel Tahun Anggaran 2019.

Selain badan jalan di Desa Hilinawalo Balaekha, Dinas PUPR Nias Selatan juga akan menangani longsor di Desa Ulumazo Kecamatan Mazo Nias Selatan.

"Di Kecamatan Mazo juga kita akan tangani badan jalan longsor. Namun jalan itu harus ditangani benar tidak boleh secara darurat dan membutuhkan biaya besar, bisa mencapai Rp 1 Miliar," pungkasnya.

"Ada sekitar 25 meter panjang badan jalan dan lebar sekitar semeter yang tergerus dengan ketinggian mencapai 30 meter dari sungai.

"Anggaran untuk ini akan saya sampaikan ke Pak Kadis PUPR untuk dimasukan ke RKA Dinas PUPR pada APBD Tahun 2020. Di lokasi tersebut juga nantinya akan dibuat bronjong. Kita berdoa mudah-mudahan tidak turun hujan dan tidak longsor lagi badan jalan itu," harapnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau warga untuk menanam bambu di sekitar jalan agar tidak terjadi longsor.

"Memang masih bisa kita geser badan jalan sebagai jalan alternatif dari badan jalan yang longsor itu. dan hanya itu yang bisa kita lakukan sementara," katanya.