TOBASA - Sabam Manurung (18), putra sulung dari 5 bersaudara pasangan Horas Manurung (45) dan Rolia br Simangunsong (44), patut bersyukur. Ini setelah anak mereka dinyatakan lulus murni menjadi anggota Polri Tahun pendidikan 2019/2020 di Mapolda Sumut.

Semasa kecilnya, pria kelahiran 16 April 2001 bersekolah di SD Negeri Siompuompu Narumonda V, Kecamatan Siantar Narumonda dan melanjutkan pendidikan SMP di SMPN 2 Porsea. Selulus dari SMP, warga Desa Narumonda IV, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Tobasa tersebut, melanjutkan pendidikannya ke SMK Darma Bhakti Padang Bulan Medan dengan mengambil jurusan Automotif.

Selama menimba ilmu di sekolah dasar dan SMP, Sabam tetap masuk di peringkat 10 besar terbaik di kelasnya. Setalah di SMK Darma Bhakti Padang Bulan Medan, mulai dari Kelas 1, Kelas 2 hingga kelas 3, Sabam tetap maraih juara 1.

Selama sekolah Sabam Manurung, dikisahkan ibu kandungnya, termasuk anak yang penurut dan patuh terhadap orangtuanya dan tidak mudah terpengaruh dengan kelakuan buruk anak seusianya, khususnya dalam pergaulan bebas anak muda di era saat ini.

Sabam semasa sekolah berhasil meraih berbagai prestasi gemilang, mulai dari juara 1 lomba lari sprint dan marathon tingkat pelajar di masa sekolah SD, SMP dan SMK yang juga berlatih dan menimba ilmu bela diri di PKNSI (Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia).

Sabam sendiri, bukanlah dari keluarga yang kaya. Ayahnya Horas Manurung (45), bekerja sebagai buruh tani dan buruh serabutan. Sedangkan ibunya, Rolia br Simangunsong (44) hanyalah buruh harian lepas (BHL) kebersihan di barak lajang anggota Bintara Muda Polres Tobasa.

Setamat dari SMK pada 2017, Sabam menganggur selama 1 tahun. Dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah, karena kehidupan ekonomi orangtuanya yang pas-pasan, ditambah dengan keempat saudara-saudarinya yang masih kecil dan bersekolah di SD, SMP dan SMA.

Menyadari keadaan ekonomi orangtuanya, mendorong dia pada tahun 2018 untuk bekerja sebagai buruh bangunan di proyek perumahan Polres Tobasa.

Saat bekerja sebagai buruh bangunan di Polres Tobasa, Sabam melihat salah seorang temannya satu sekolah dulu di SMPN 2 Porsea sudah menjadi anggota Polri dan bertugas di Polres Tobasa.

Mengetahui dan melihat teman satu sekolahnya di masa SMP sudah menjadi anggota Polri, Sabam jadi termotivasi sembari bertanya dalam benaknya, apakah dia yang seorang anak yang miskin ini bisa menjadi seorang anggota Poliri??? pikir sabam dalam benaknya.

Sambil bekerja, Sabam bertanya tanya dalam dirinya, apakah dia bisa menjadi anggota Polri, sementara orangtuanya tidak memiliki uang untuk memasukkannya menjadi anggota Polri. Sebagaimana informasi yang beredar yang diketahuinya, untuk masuk menjadi anggota Polri haruslah memiliki uang puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Hal ini terus mengganjal di hatinya, hingga akhirnya Sabam mengalami kecelakaan kerja dan tangannya mengalami luka robek karena melamun saat menggerida besi. Namun tidak begitu fatal.

Akibat kecelakaan kerja tersebut, Sabam berhenti menjadi buruh bangunan di pembangunan perumahan Polres Tobasa dan akhirnya berangkat ke Kota Medan dengan maksud mencari pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya.

Di kota Medan, Sabam sempat mengadu nasibnya dengan melamar untuk menjadi Securiti (Satpam) di salah satu Bank BUMN dan BUMD (Bank BPDSU dan BRI). Namun karena Sabam belum memiliki cukup umur, lamarannya tidak diterima.

Seiring waktu, saat kedua orangtuanya mengetahui adanya Pembinaan dan Latihan (BINLAT) yang digelar untuk masa persiapan pada penerimaan SEBA Polri 2019/2020 oleh Polres Tobasa, tempat ibun Sabam bekerja, dengan penuh keyakinan dan percaya diri, sang ibu memanggil anaknya dari Medan untuk kembali ke kampung untuk menjadi peserta Pembinaan dan Pelatihan (BINLAT) pada Penerimaan SEBA POLRI 2019/2020.

Dengan percaya diri dan penuh keyakinan serta dengan berbekal ilmu dan berbagai prestasi yang diraihnya serta didorong dengan doa dan restu kedua orangtuanya, Sabam pun akhirnya ikut menjadi peserta Binlat Seba di Mako Polres Tobasa.

Untuk lulus menjadi Bintara Polri, Sabam harus mengikuti seleksi sebanyak 13 tahapan testing pada April 2018 di Polda Sumut, setelah sebelumnya mendaftarkan diri di Mako Polres Tobasa.

Hasil akhir testing, pemenang diumumkan pada 1 Agustus 2019 yang selanjutnya pada 3 Agustus 2019 berangkat ke SPN Hinai Polda Sumut untuk dikukuhkan pada 6 Agustus 2019 menjadi siswa resmi mengikuti pendidikan Bintara Polri yang selanjutnya dididk dan dilatih selama 7 bulan pendidikan.

Kapolres Toba Samosir AKBP Agus Waluyo, kepada Gosumut Senin (8/10/2019) menjelaskan, untuk Pembinaan dan Latihan (BINLAT) oleh Polres Tobasa dimulai pelaksanaannya pada Desember 2018 hingga Maret 2019.

Sabam dibina dalam Pembinaaan dan Latihan (BINLAT) Polres Tobasa selama 4 bulan di Mako Polres Tobasa sebagai peserta Binlat yang ikut untuk persiapan pelamaran Calon Bintara Polri yang dibina Polres Tobasa sebanyak 42 orang dan kesemuanya menjadi pelamar SEBA Polri.

Lanjut Kapolres, dari ke-42 peserta yang mengikuti testing dan seleksi di Polda Sumut, akhirnya yang berhasil lulus sebanyak 11 orang di antaranya 9 Bintara Putra dan 2 Bintara Polwan.

Jadi yang berhasil lulus testing dan mengikuti pendidikan dan Pelatihan di angkatan ke-43 Siswa SEBA Polri untuk tahun Pendidikan 2019/2020 dari Kabupaten Toba Samosir wilayah Hukum Polres Tobasa sebanyak 11 orang (9 Bintara Putra dan 2 Bintara Polwan), salah satunya adalah Sabam Manurung putra sulung karyawan Buruh Harian Lepas yang menjadi petugas kebersihan di Mako Polres Tobasa, yang lulus murni tanpa mengeluarkan biaya, selain biaya melengkapi berkas berkas pendaftarannya dan mengikuti testing di Medan.

Di masa sekolah di SD dan SMP, Sabam Manurung meraih peringkat 10 besar terbaik di kelasnya di SMK mulai dari kelas 1, kelas 2 hingga kelas 3 hingga lulus berhasil meraih juara 1 di kelasnya. Makanya tak heran, pada Pembinaan dan Latihan (Binlat) yang digelar Polres Tobasa untuk persiapan penerimaan Seba Polri 2019/2020, Sabam berhasil meraih peringkat 10 besar terbaik dari 42 peserta Binlat.

Dari 272 peserta Sekolah Bintara Polri untuk menjadi Brigadir Polri yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di SPN Hinai Medan, Sabam Manurung meraih peringkat 191 dari 272 Peserta Pendidikan Seba Polri Polda Sumut angkatan ke - 43 TA Pendidikan - 2019/2020.

"Inilah salah satu bukti dan contoh bagi putra dan putri terbaik bangsa di Kabupaten Tobasa. Untuk lulus menjadi anggota Bintara Polri bukanlah dengan mengandalkan uang, melainkan para anak bangsa memiliki ilmu dan kemampuan kecerdasan serta memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang mumpuni sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan negara," tutup Kapolres.