MEDAN - Sudah sekitar dua minggu ini Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik merawat 12 pasien suspect difteri. Dimana satu diantaranya merupakan mahasiswa USU asal Malaysia berinisial NA (21), yang meninggal dunia pada Sabtu (21/9) lalu.

Dikatakan Kasubbag Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak hingga kini sudah 6 pasien suspect difteri telah dipulangkan yaitu dua pasien pada, Senin (30/9) dan menyusul empat pasien lainnya pada Rabu (2/10) ini.

"Sedangkan dua pasien asal Malaysia berinisial LW dan U juga akan menyusul dipulangkan, dan tinggal menunggu proses administrasinya saja," ujarnya saat dikonfirmasi medaninside.com, Kamis (3/10).

Rosa menjelaskan, pasien yang sudah pulang itu masing-masing SN, IP, RP, NM, VN dan NS. Sebelumnya, pasien atas nama NM dan VN sudah terlebih dahulu pulang. Keenam pasien yang dipulangkan ini kondisi sudah membaik, sehingga dokter pun selanjutnya merekomendasikan untuk kepulangannya.

"Sejauh ini hasil pemeriksaan swab para pasien melalui laboratorium di Litbangkes memang belum diketahui secara definitif. Meski penanganan secara klinis tetap dilakukan untuk pengobatan difteri. Tanda-tanda difterinya memang ada. Umumnya seperti demam dan sakit saat menelan," pungkasnya.

Sebelumnya, dr Restuti Hidayani Saragih SpPD yang merupakan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pasien suspect difteri di RSUP Haji Adam Malik mengatakan, penularan bakteri difteri ini, umumnya dapat terjadi melalui percikan ludah, dan kontak erat selama 10 hari ke belakang dengan penderita. Namun ia menuturkan, penularan ini bukan berarti tidak bisa dicegah, yakni dengan cara menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik bagi diri sendiri dan lingkungan, serta dengan imunisasi.

"Difteri secara umum menciptakan komplikasi radang otot jantung, radang persarafan, dan obstruksi jalan nafas berupa pembengkakan leher. Obstruksi ini lah yang bisa menyebabkan pasien meninggal," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, sejauh ini sebanyak 774 orang telah diberi divaksin atau diimunisasi difteri. Ratusan orang ini merupakan orang-orang yang melakukan kontak dengan almarhum NA mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang meninggal pada Sabtu, (21/9) karena suspect difteri.

"Untuk secara secara total ada 12 kasus suspect difteri di Sumatera Utara sampai tanggal 23 September 2019. Tiga kasus suspek adalah WNA dan 9 kasus tersebar di 7 kabupaten/kota," terangnya. (*)