LABUHANBATU - Sebuah video singkat berdurasi 1 menit 30 detik seketika menjadi perbicangan khalayak ramai, khususnya warga di Kabupaten Labuhanbatu.

Di mana, sebuah video mantan Kapolres Labuhanbatu, AKBP Frido Situmorang melakukan sujud syukur di Mapolres Labuhanbatu saat mengiringi langkah penyambutan AKBP Agus Darojat.

Hal inilah yang mengundang decak kagum warga. Terlebih lagi, video tersebut disertai lagu "Symponi yang Indah" yang dipopulerkan Once, sehingga orang yang menonton video tersebut, seakan terhipnotis dan larut dalam kenangan yang telah diperbuat Wadir Pam Obvit Polda Jambi itu terhadap Kabupaten Labuhanbatu Raya.

Seperti yang dikatakan warga Labuhanbatu ini. Hendry mengaku takjub ketika melihat video yang beredar luas tersebut. Diapun salut dan bangga melihat sosok AKBP Frido Situmorang, terlebih lagi peranan dan kinerja AKBP Frido dalam menjaga kondusifitas Kabupaten Labuhanbatu Raya.

"Salut saya dengan Pak Kapolres satu ini. Enggak ada satupun saya dengar orang yang gak suka dengan beliau. Memang top lah bapak ini," aku Hendry.

"Kepada siapa saja, beliau respek. Lihat saja bagaimana perlakuan Pak Kapolres terhadap seorang anak yang ditinggal oleh bapak dan ibunya. Beliau langsung mengambil anak tersebut untuk dirawat dan disekolahkan ke Jambi sana," jelasnya.

"Selamat jalan Pak Kapolres kami. Tuhan selalu menyertai," tandasnya.

Di lain sisi, Ketua MUI Kabupaten Labuhanbatu, K.H.M. Darwis Husin LC menerangkan, sosok AKBP Frido merupakan contoh pemimpin yang dicintai rakyat. Bagi Buya, sapaan akrab Ketua MUI itu, Frido sudah dianggap menjadi bagian dari keluarganya. Sehingga antara Frido dan Ketua MUI ini tak ada jarak lagi. Begitu juga dengan seluruh elemen masyarakat lainnya.

Sementara itu, Wadir Pam Obvit Polda Jambi itu mengucapkan ribuan terimakasih kepada personel dan warga Labuhanbatu Raya yang sudah mau berjuang bersamanya untuk menjaga kekondusifitasan kabupaten ini.

"Saya berterimakasih kepada Tuhan dan warga yang sudah menyertai saya dan seluruh elemen masyarakat yng bekerjasama dengan saya. Saya dan warga sudah sangat dekat. Sujud syukur saya itu menggambarkan akan kecintaan saya terhadap Labuhanbatu ini sekaligus sebagai perpisahan saya dengan warga," lirihnya.

Semua yang dia lalui dengan baik selama di Labuhanbatu Raya memiliki arti tersendiri bagi Frido.

"Penghargaan keberhasilan saya, ketika saya pindah dari Labuhanbatu ini dengan kepala tegak. Artinya, semua yang saya lakukan ini tidak pernah ada masalah. Jadi kepindahan itu, karena memang jenjang (karir saya) berikutnya, bukan karena ada persoalan. Saya malu, kalau saya pindah karena kasus. Itu yang saya tidak inginkan. Prinsip saya itu. Saya datang dengan kepala tegak dan pergi dengan kepala tegak juga, dengan penyertaan Tuhan," tutupnya.