MEDAN - Tindakan represif aparat kepolisian terhadap massa aksi mahasiswa dan pelajar mendapat kecaman sejumlah pihak. Termasuk dari aktivis Lintas Eksponen 98 Sumatera Utara. Melalui pernyataan sikapnya, Jumat (27/9/2019), aktivis 98 yang dikoordinir Presidium R Khairil Chaniago menilai perlu menyikapi tentang situasi nasional yang berkembang saat ini, khususnya terkait mahasiswa dan pelajar yang menyampaikan aspirasinya.

"Memperhatikan dinamika yang terjadi saat ini maka kami Lintas Eksponen 98 Sumatera Utara, menganggap perlu menyampaikan suara nurani yang pernah kami teriakkan di masa perjuangan reformasi 1998 dulu. Kegelisahan rakyat adalah kegelisahan bangsa dan sebagai bahagian dari komponen bangsa wajar jika kami harus menyatakan sikap atas situasi yang ada," terang Khairil.

Turut mendampingi Khairil di antaranya Sekretaris Presidium Tengku Yans Fauzie dan Presidium lain seperti Khairul Fadli, Muklis Azhar, Risfan Sihaloho, Syahrul Isman, Rommi Sanjaya, Linda Chaniago, Arwin Sanjaya, Muklis Azhar dan Imam Wibowo.

Menurut mereka, ada beragam masalah nasional yang muncul saat ini yang mesti disikapi.

Mulai dari konflik Papua, pembakaran hutan yang mengarah kepada terciptanya bencana nasional, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat kecil (kenaikan iuran BPJS kesehatan, TDL) Rancangan/Revisi Undang Undang yang bermasalah, kebebasan menyampaikan pendapat yang mengalami degradasi, serta sikap para penegak hukum yang menciderai rasa keadilan rakyat.

"Kami menilai bahwa cita-cita reformasi telah dikorupsi sehingga nilainya semakin rendah. Keadilan kini semakin jauh dari tujuan dan kesejahteraan rakyat semakin jauh dari harapan," ujar Khairil.

Menurut mereka jua, gelombang unjukrasa mahasiswa dan para pelajar Indonesia yang terjadi saat ini adalah bentuk rasa kecewa atas sikap pemerintah dalam mengelola kehidupan bangsa.

Dan bila kebijaksanaan sosial tidak dikedepankan dalam menanganinya, maka dikhawatirkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terhapus dari peta bangsa-bangsa di dunia.

Untuk itu, Khairil menegaskan perlu menyuarakan beberapa hal terkait situasi nasional yang ada. Di antaranya penyelesaian konflik di Papua dengan mengedepankan kewibawaan negara dan keutuhan NKRI.

"Kami juga mendesak segera usut tuntas pihak-pihak yang terlibat dalam kebakaran hutan di seluruh wilayah Indonesia secara utuh dan terbuka," jelasnya.

Kemudian, Lintas Eksponen 98 Sumut juga mendesak pemerintah menghapus pasal-pasal dalam RUU yang tidak berpihak kepada keadilan sosial , keadilan menyampaikan pendapat, keadilan ekonomi, keadilan produksi, keadilan hukum dan keadilan dalam menjalankan keyakinan beragama.

"Kami juga mendesak pemerintah segera membatalkan kenaikan iuran BPJS kesehatan yang membebani rakyat kecil, buruh, tani dan nelayan," tegas Khairil.

Terkait penanganan massa aksi mahasiswa dan pelajar belakangan ini, Lintas Eksponen 98 Sumut juga mendesak aparat kepolisian menghentikan tindakan represif terhadap mahasiswa, pelajar, wartawan serta tenaga medis dan diminta lebih melakukan upaya persuasif.

"Bebaskan adik-adik mahasiswa dan pelajar Indonesia yang ditahan oleh pihak kepolisian dan dilakukan dengan langkah-langkah yang bijaksana. Usut tuntas kasus penganiayaan dan penembakan terhadap mahasiswa Indonesia yang terjadi di seluruh wilayah kedaulatan Indonesia dengan melibatkan unsur lembaga independen," tegas Khairil.

Di sisi lain, mereka juga mengimbau kepada seluruh mahasiswa, pelajar Indonesia, insan pers dan komponen bangsa lainnya agar tetap berperan sebagai sosial kontrol dan menjaga semangat reformasi agar tidak mati.

"Terima kasih kami sampaikan kepada para generasi bangsa yang sampai hari ini masih kokoh dalam melanjutkan semangat reformasi di negeri ini," tukas Khairil.*