PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru menegaskan akan segera menindaklanjuti desakan mahasiswa untuk mencabut gelar adat Datuk Bandar Setia Amanah yang melekat pada Walikota Pekanbaru, Firdaus. Hal ini ditegaskan langsung oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Kota Pekanbaru, Said Usman Abdullah. "Kami telah menerima surat dari mahasiswa kita itu. Intinya, kami tentu akan segera bawa dalam rapat dengan tokoh-tokoh adat dan kemudian kita juga ingin nantinya berkoordinasi mengenai dugaan-dugaan yang telah dipaparkan para mahasiswa tersebut," tegas Said Usman melalui telpon selulernya, Rabu (25/9/2019).

Sebelumnya, pernyataan ini dikeluarkan LAM Pekanbaru setelah menerima langsung surat yang dibawa oleh rombongan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Riau (GMP2R), ke Balai Adat Melayu Kota Pekanbaru, petang tadi. Desakan GMP2R kepada LAM Pekanbaru untuk mencabut gelar adat itu karena mereka menilai Firdaus bukan lagi menjadi pemimpin yang amanah.

Seperti yang tertulis dalam surat tersebut ada dua hal yang membuat Firdaus tak layak lagi menyandang status adat itu. Pertama Firdaus dengan jabatannya telah memanfaatkannya untuk memperkaya diri sendiri serta keluarganya. Kemudian yang kedua, sebagai pemimpin Firdaus tega pergi ke Kanada disaat masyarakat Pekanbaru diserang kabut asap.

Dari poin-poin itulah, jelas Said Usman Abdullah, LAM akan segera menindaklanjuti desakan mahasiswa. Apalagi, katanya, dugaan poin pertama tampak begitu lengkap diungkapkan oleh mahasiswa.

"Sampai siapa pejabatnya, siapa kontraktornya, siapa penerima feenya, semua tampak gamblang dipaparkan oleh GMP2R. Tentu bukan hal yang mudah bagi mereka untuk memaparkan itu kalau indikasinya tak ada. Makanya kita harapkan keterbukaan Pemko untuk koordinasinya. Jika dugaan ini memang benar, tentu ini menyalah dan tak bisa dibiarkan. Tapi kalau ini salah, nah sudah sepantasnya Pemko terbuka dan memakai hak jawabnya.

Mengenai keluhan mahasiswa di poin kedua, LAM Pekanbaru sendiri, tegas Said Usman Abdullah, turut kecewa atas kepergian Walikota Pekanbaru ke Kanada itu, Bahkan LAM ujarnya, sangat mengecam hal tersebut.

"Kita sangat kecewa dan mengecam tindakan itu. Padahal masyarakat sangat perlu tindakan yang cepat dari pemimpinnya bagaimana cara agar meminimalisir dampak kabut asap tersebut. Bukan malah meninggalkan mereka bagai ayam kehilangan induk," geram pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD tiga periode itu.

GMP2R sendiri, sebelum ke LAM Pekanbaru sore tadi, sudah pula mendatangi langsung kediaman dinas Walikota Pekanbaru sekitar pukul 2 siang. Disana GMP2R melakukan orasinya mendesak pertanggungjawaban Walikota Pekanbaru, Firdaus, atas dugaan yang mereka ungkapkan. Setelah itu, GMP2R, long march ke Reskrimsus Polda Riau, untuk mendesak agar segera mengusut segala dugaan proyek yang ada di Kota Pekanbaru yang disinyalir telah memperkaya diri pribadi Walikota Pekanbaru Firdaus serta kroni keluarganya.

Salah satu yang disorot mereka adalah kasus ganti rugi lahan perkantoran Pemko Pekanbaru yang nilainya sangat fantastis, mencapai Rp800 miliar. Dalam kegiatan tersebut, GMP2R sampai membawa spanduk yang mencetak foto Walikota Firdaus tengah bermesraan dengan istri mudanya. Menurut GMP2R dalam orasinya, salah satu penyebab maraknya terjadi korupsi oleh Walikota Firdaus adalah tuntutan hidup yang besar dari istri mudanya itu. (Rls)