TOBASA-Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat menghadiri Pesona Danau Toba di Kabupaten Tobasa, Sabtu (14/9/2019) menyoroti keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di sekitaran kawasan perairan Danau Toba.

Disampaikan Menteri Susi, Kalau Danau Toba tidak dikelola dengan benar, akan tercemari lingkungan sekitarnya kawasan perairan Danau Toba dan dapat dipastikan akan memperburuk kualitas air Danau yang terbesar di Asia Tenggara ini. "Dampak dari semua itu, target pemerintah pusat dalam hal untuk meningkatkan dan mengembangkan pariwisata Danau Toba bakal tak tercapai karena wisatawan asing enggan berkunjung ke sana,"ujarnya.

Disampaikan Susi, boleh saja KJA beroperasi di Danau Toba tapi harus ada batasan dan tata kelolanya. "Jangan sampai demi mengejar keuntungan, malah membiarkan air tercemar sehingga merugikan dunia pariwisata Tanah Air," tegas Menteri Susi.

Lanjut Menteri Susi, “boleh tapi harus diukur daya dukung Danau Toba ini berapa besar? Kalau terlalu banyak dan terlalu lama sampai tidak ada jeda, maka kualitas air Danau Toba akan jelek,” ungkap Susi dalam sambutannya di Karnaval Pesona Danau Toba di Balige Kabupaten Toba Samosir, Sabtu (14/9/2019).

Bila hal demikian berlangsung, tentu tidaklah ada gunanya keindahan Danau Toba bila kondisi airnya terus tercemari oleh berbagai sedimen dari berbagai Bahan Pakan Ikan di KJA. "Dengan hal demikian, Turis asing tidak akan mau berkunjung ke Danau Toba karena airnya kotor dan tidak bisa untuk berenang . Kalau semua orang bikin KJA, maka Danau Toba akan penuh dengan KJA. Tentu air Danau Toba akan bau airnya dan membahayakan kelangsungan hidup alam perairan Danau Toba dan warga sekawasan Danau Toba jadi rugi besar akhirnya. Bukan untung, malah buntung,” tutur Susi.

Dia juga mengungkapkan, pencemaran yang terjadi diakibatkan peternakan ikan air tawar yakni berasal dari sisa pakan ternak yang tidak habis dimakan ikan, akan menumpuk di dasar danau. "Sisa pakan ternak itu akan membuat ikan keracunan lantaran racun Hidrogen Sulvida (H2S). Kemudian, air danau pun semakin kotor. Terus kita mau salahkan Danau Toba karena airnya kotor? Siapa yang bikin kotor? Kita-kita juga,” jelas Susi di hadapan ribuan masyarakat yang hadir dalam kegiatan Pesona Danau Toba itu.

Ia menyebutkan, KJA akan terus memperburuk Danau Toba. Sedangkan, Presiden Joko Widodo terus melakukan pembangunan dan pengembangan pariwisata di Tanah Batak itu. Susi sangat mendukung revitalisasi air di Danau Toba asal masyarakat dan pemimpin daerah berkomitmen mendukungnya.

Demi pelestarian Danau Toba, Susi akan memberikan bantuan bibit ikan pora-pora yang merupakan ekosistem ciri khas di danau tersebut. Karena, jenis ikan air tawar semakin sedikit.

Di sinilah, menurut Susi kontribusi masyarakat untuk memajukan Danau Toba dan bukan tugas dari pemerintah pusat saja. “Tapi ya itu tadi, kita harus punya perencanaan. Kalau KJA mau dikurangi, berapa banyak per tahunnya? Sampai Danau Toba menjadi wisata yang jernih dan banyak turis yang betah,” sebut Susi.

Menteri yang dikenal tegas itu, bercerita tentang keindahan Danau Toba. Ia memuji alam yang sejuk dan masyarakat ramah, serta menunjunjung tinggi kearifan lokal. Karenanya dia berharap, jangan sampai itu semua dirusak dengan keberadaan KJA. “Sebelum saya menjadi menteri, sebetulnya saya sering ke Sibisa. Setiap dua minggu sekali. Kalau di Medan bosan, (karena )saya kurang suka dengan suasana kota besar, saya ke Sibisa,” jelas Susi.

Kebiasaan Susi di Danau Toba, pasti menyempatkan diri untuk duduk bersama dengan masyarakat sekitar sambil menyeruput kopi dengan kualitas baik. Kemudian, membeli hasil pertanian dari warga juga ia lakukan. “Biasanya saya pulang bawa tuak dua jerigen, cabai rawit, bawa nanas 50 kg, bawa singkong, bawa jagung. Beli dari masyarakat setempat hingga akhirnya saya sudah seperti bagian masyarakat di sini,” ungkap Susi.

Tidak sampai di situ saja, Susi mengatakan, perusahaan penerbangannya Susi Air merupakan pesawat pertama dan selalu membuka penerbangan ke Bandara Silangat Internasional di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). “Kebetulan landing pertama yaitu adalah pesawat Susi air waktu itu diupacarakan ditabur beras kepala saya sama pak bupati waktu itu. Saya tidak terlalu ingat tahun berapa, tapi waktu Silangit masih sepi hanya Susi Air yang datang ke situ,” tambah Susi.

Makanya, Susi merasa sangat dekat dengan Danau Toba. Ia pun mengajak seluruh masyarakat dan wsiatawan berkunjung untuk menjaga kelestarian lingkungan di danau vulkanik tersebut. Jangan mengotori air dengan sampah.

Ia menambahkan, Danau Toba merupakan rahmat yang indah diberikan Allah SWT kepada Sumut. Karena, tidak ada satu pun negara yang memiliki danau seperti itu. Dengan ini, patut bersyukur dengan tetap menjaganya dari segala bentuk kerusakan yang terus akan terjadi.

“Di bawah Danau Toba ada super vocano yang paling besar, yang tentunya kalau ini dijadikan sebuah studi bagi para ilmuwan akan menjadi tujuan wisata studi,” pungkas Susi.*