MARTAPURA - Kekalahan telak Barito Putera atas tamunya Bhayangkara FC menjadi cambuk bagi pelatih anyar Barito Putera, Djadjang Nurdjaman. Pasalnya, laga yang berlangsung di Stadion Demang Lehman, Martapura, Kalimantan Selatan, Rabu (18/9/2019) lalu menjadi kekalahan perdana pelatih yang karib disapa Djanur itu dalam membesut Laskar Antasari. Perjudian dilakukan Djanur dalam laga kali ini. Pertama, dalam posisi fullback kiri yang biasa dihuni oleh Rony Beroperay (27), Djanur memilih untuk memainkan pemain baru yang lebih berumur, Fatchur Rahman (35).

Hasilnya, sektor kiri pertahanan Barito terus menjadi incaran serangan Bhayangkara FC melalui sisi sayap kanan yang dihuni Dendi Sulistyawan. Termasuk dua gol yang tercipta pada babak pertama yang diawali dari keroposnya sisi kiri pertahanan Barito.

Selain itu, alasan Djanur mencadangkan Evan Dimas cukup dipertanyakan. Bertindak sebagai tuan rumah sudah seharusnya Evan mendapatkan satu tempat di starting eleven. Pasalnya, mobilitas Evan tentu sangat dibutuhkan untuk mengatur tempo permainan Barito sekaligus menjadi kreator serangan.

Evan pun baru dimainkan pada menit ke-66 menggantikan Samsul Arif. Namun, hal tersebut bisa dibilang terlambat karena Barito sudah tertinggal dua gol ditambah Barito harus kehilangan dua pemain karena kartu merah yakni Bayu Pradana dan Nazar Nurzaidin.

Djanur pun berdalih alasannya tak memainkan Evan sejak menit awal melihat dari performa Evan di laga sebelumnya kontra Madura United yang dinilai masih meragukan.

"Laga melawan Madura United menjadi acuan kami, sehingga kami tak banyak melakukan perubahan terutama di sektor tengah," ungkap Djanur.

"Kami juga memainkan dua penyerang di depan, sehingga ada perubahan skema yang dilakukan," jelasnya lagi. ***