MEDAN- Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah menuturkan, ada beberapa hal yang menyebabkan inflasi meningkat, yang utama kenaikan harga cabai merah. Meski saat ini harga nya sudah mulai turun tetapi tetap menjadi pengawasan Pemerintah Provinsi Sumut.
“Tingginya harga cabai merah beberapa bulan terakhir bukan karena gagal panen, tapi hasil sayuran di Sumut tidak hanya di jual di Sumut saja, tapi menyebrang ke luar. Harga meningkat demand (permintaan) tinggi juga. Petani lebih memilih jual keluar Sumut. Jadi regulasi lintas perdagangan akan dibuat, agar harga komoditas ini bisa terjaga," kata Ijeck sapaannya pada wartawan di Kantor Bank Indonesia, Rabu (18/9/2019) sore.
Maka, Pemerintah Provinsi Sumut akan membentuk BUMD pangan yang nantinya bisa membeli hasil pertanian dan akan dijual kembali. Melalui BUMD pangan ini, pemerintah berperan serta menjaga harga pangan.
Sementara itu, dari hasil Rapat Koordinasi yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut Tahun 2019. Ada sembilan rekomendasi yang diberikan untuk menekan angka inflasi karena cabai merah salah satunya menguatkan database petani untuk mendapatkan data surplus komoditas.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut Wiwiek Siswo Widayat mengungkapkan data komoditas cabai merah sebanyak 39% hasil produksi dikirim ke Sumatra Barat, juga ada 7% ke Jambi juga ada ke Aceh. Namun saat dikonfirmasi ke Aceh, terbalik datanya.
“Untuk itu, kami berharap dinas terkait dapat segera menyelesaikan pendataan produksi pangan Sumut. Kita harap pendataan bisa selesai dalam setahun, sehingga inflasi kita bisa lebih terkendali," ujarnya.
Selain pendataan komoditas pangan, rekomendasi TPID Sumut lain, diantaranya Pemprovsu berkomitmen untuk melakukan kegiatan pengendalian inflasi lebih intensif khususnya cabai merah, kemudian melakukan antisipasi inflasi secara lebih baik, mengoptimalkan sarana gudang untuk menjaga stok, mendorong inisiasi contacts farming antara BUMD dan petani, percepatan infrastruktur cold storage, mengoptimalkan peran dinas yang membidangi pertanian, agar petani mematuhi pola tanam serta mengoptimalkan peran Bulog sebagai stabilisator pangan untuk komiditas yang ditetapkan.
Selain itu, dalam 4 bulan terakhir, akan dilakukan kegiatan teknis secara lebih intensif dalam pemantauan komiditas. "Mulai besok (Kamis, 19/9/2019), Dinas Ketahanan Pangan akan memberikan data secara mingguan (kepada TPID) terkait harga komoditas. Begitu juga peran satgas pangan akan lebih diintensifkan lagi," terangnya.
Dilakukan juga pertemuan dengan pedagang untuk mengetahui pasar. Sehingga saat ada gejolak harga TPID dan Pemprovsu bisa melakukan tindakan. Kita berharap bila ada kenaikan harga maka akan dilakukan operasi pasar," sebutnya.*
Kamis, 19 Sep 2019 08:24 WIB
Kendalikan Inflasi di Sumut, Ini Rekomendasi TPID
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah (kanan) bersama Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut Wiwiek Siswo Widayat (kiri) saat memberikan keterangan pers di Kantor Bank Indonesia terkait hasil rapat TPID Sumut.
Editor | : | Sisie |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Bisnis, Umum, Gonews Group, Medan, Sumatera Utara |