SERDANG BEDAGAI- Beberapa warga masyarakat khususnya Dusun VII, Desa Naga Kisar yang berlokasi di pesisir pantai, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menggeluh.Mereka menduga perusahaan ikan terbesar di Sergai membuang limbah ke laut.

PT berinisial AQF diduga membuang limbah di pinggiran sungai sehingga mengalir ke laut. Dampaknya penghasilan para nelayan dilokasi di pesisir pantai jadi berkurang drastis. "Perusahaan ikan segar milik perusahaan PT. AQF diduga membuang limbahnya ke kesungai maupun lokasi kolam yang tidak jauh dari laut,"kata Syafii, salah satu nelayan di lokasi.

Lanjut nelayan, pihaknya meminta pemerintah agar mengecek lokasi pembuangan limbah perusahaan tersebut, "jika terbukti membuang limbah kelaut pihak pemerintah harus memberikan saksi tegas kepada perusahaan,"tambahnya.

Ditambahnya lagi, belum lagi limbah dari rumah tangga yang membuat air laut demakin kotor. "Padahal, para nelayan kecil secara rutin bersama membersihkan pesisir agar limbah seperti plastik dan lain-lain tidak terbawa arus laut ke tengah,"imbuhnya.

"Kondisi ini membuat kami prihatin karena bagaimana nelayan bisa sejahtera jika lautnya tercemar. Untuk itu, langkah tegas harus dilakukan jika tidak laut yang menjadi kebanggaan Kabupaten Serdang Bedagai akan semakin tercemar,"tegas nelayan dilokasi limbah.

Menyikapi Aliansi NGO PMBDS Sergai, Aswad Sirait kepada Gosumut di seirampah, Kamis (29/8/2019) mengatakan bahwa selama dua hari bersama beberapa wartawan turun dilokasi melihat lokasi limbah yang diduga milik perusahaan berinisial PT AQF yang diduga secara bebas membuang limbah di sungai.

Dipembuangan terlihat ada saluran pipa yang menuju arah laut. "Kemungkinan pipa tersebut tempat pembuangan limbah. Karena jika musim air laut pasang maka pihak perusahaan tersebut diduga membuang limbah kelokasi sungai yang mengaliri kelaut,"ujarnya.

Jika hal ini terus dibiarkan maka sangat dikhawatirkan para nelayan tradisional yang mayoritas menggunakan alat tangkap sederhana maupun dengan kapal tradisional pengasilan mereka terganggu. "Kami mencari ikan ikan kecil di laut dangkal, seperti udang dan lainnya. Jika laut tercemar maka yang berdampak langsung pertama kali adalah udang,"ungkap Aswat.

Saat hal ini dikonfirmasi ke pihak Humas PT AQF Afrizal via whatsapp, belum memberikan jawaban terkait hal ini, meskipun sudah terbaca.**