JAKARTA - Politisi PDI-P, Maruarar Sirait berharap, nama Presiden Jokowi tidak diseret-seret terlibat politik parktis terkait bursa calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar era mendatang. "Tidak boleh ada yang mengklaim mendapatkan dukungan dari Pak Jokowi, siapapun itu," kata Maruarar di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/08/2019) kemarin.

Jokowi, kata Maruarar, adalah politisi yang meniti karir dari bawah dan bukan keturunan elit dengan kekuatan ekonomi yang hebat. Karenanya, "Pak Jokowi pasti sangat menghargai proses demokrasi,".

Dua nama yang santer menjadi bakal calon Ketum Golkar mendatang, yakni Bambang Soesatyo (Ketua DPR RI) dan Airlangga Hartarto (Ketum Golkar saat ini), dinilai Maruarar, memang memiliki komunikasi yang baik dengan Jokowi. Satu sebagai pembantu (menteri), yang kedua sebagai mitra kerja (Ketua DPR RI).

Tapi Maruarar menegaskan, "tidak boleh ada yang mengkalim didukung oleh Pak Jokowi,".

Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo dan Airlangga, mesti bersaing secara sportif dengan mental petarung tanpa menyeret-nyeret nama Presiden.

"Kalau kita berdemokrasi, bukan feodal," ujar politisi yang akrab disapa Ara itu.

Namun secara pribadi, kata Ara, dirinya mendukung Bamsoet untuk menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Airlangga. Ara, mengaku mengenal sangat baik sosok Bamsoet baik sejak lama. Dalam politik, Bamsoet dinilai telah bertransformasi dari politisi menjadi negarawan.

"Saat proses meninggal dunianya istri SBY, Bu Ani Yudhoyono, Bamsoet datang dengan santun," kata Ara menyinggung rekam jejak Bamsoet membongkar kasus Century.

Ia menandaskan, "karir Bamsoet, jangan berhenti hanya sebagai Ketua DPR saja,".***