KABANJAHE-Dua balita meninggal dunia tercebur masuk ke dalam bak penampungan air, di tempat orang tua mereka bekerja sebagai buruh tani harian lepas. Anessya Nella br Manullang, (4,3) dan Japane Latersia Br Barus (1,6), ditemukan beberapa saat setelah kehilangan nyawa.

Informasi yang diperoleh www.gosumut.com dari Kapolsek Simpang Empat, Polres Tanah Karo, Iptu Dedy S Ginting, mengatakan, tewasnya kedua balita tersebut dari hasil penyelidikan pihak kepolisian bukan dikarenakan pembunuhan, melainkan hanya diakibatkan faktor kelalaian semata.

Kronologis kejadian meninggalnya kedua balita tersebut di dalam bak penampungan air hujan di perladangan Tengah-Tengah milik, Gren Sembiring, warga Desa Linggajulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, ketika kedua orang tua korban sedang bekerja sebagai buruh tani.

“Beberapa saat sebelum peristiwa naas itu terjadi, orang tua kedua korban bekerja sebagai buruh tani di ladang Gren Sembiring. Anak mereka ditinggal orang tuanya di gubuk. Tidak jauh dari gubuk, ada bak penampungan air hujan. Kemungkinan keduanya bermain disekitar bak, karena belum mengerti akan bahaya,” papar Kapolsek.

Sekitar pukul 14.30 WIB ibu korban Anessya Nella boru Manullang, Susi Ayu berniat melihat anaknya ke gubuk. Namun seketika tiba disana, Susi Ayu tidak menemukan putrinya bahkan melihat anak temannya bekerja, Japane Latersia Br Barus, telah meninggal dan mengapung di atas permukaan air bak.

Orang tua korban spontan histeris, teriakan Susi Ayu mengundang perhatian. Tidak lama kemudian orang tua korban Latersia Br Barus, Chandra Barus dan istrinya Reta Ulina Br Tarigan, serta pemilik ladang mendatangi TKP. Usai evakuasi tubuh Latersi Br Barus dari dalam bak, tidak lama berselang akhirnya jasad Anessya Nella boru Manullang juga ditemukan didasar bak.

“Sesuai keterangan dokter di RSU Kabanjahe, kedua bocah malang itu telah kehilangan nyawa di lokasi kejadian. Jenazah keduanya dibawa ke rumah duka masing-masing di desa Lingga Julu,” ujar Kapolsek.*