JAKARTA - PSSI akan memenuhi beberapa permintaan Federasi Sepak bola Malaysia (FAM) terkait pelaksanaan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia melawan Malaysia pada 5 September 2019 mendatang. PSSI juga meyakinkan, tim nasional Malaysia akan mendapat sambutan yang baik untuk pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Saat ini, anggota Vote 1 Indonesia yang sudah menyatakan siap hadir pada 23-24 Agustus mendatang sudah lebih dari 10 provinsi di Indonesia.

"Vote 1 Indonesia tidak mau lagi bicara 01, 02, cebong, kampret dan berbagai istilah lain yang menunjukkan dikotomi di tengah rakyat. Sudah cukup kita kemarin terbelah sebagai warga bangsa. Sekarang saatnya bersatu membangun Indonesia apapun pilihan politiknya," kata Ketua Panitia Konsolidasi Nasional Vote 1 Indonesia, Siti Chaerani, dalam siaran pers Rabu (21/8/2019).

Vote 1 Indonesia berharap semua elemen bangsa bergandengan tangan lagi menghapus semua luka yang tertoreh sekaligus mengawal jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Pada 23-24 Agustus 2019 nanti, selain konsolidasi internal, Vote 1 Indonesia juga menggelar diskusi kebangsaan dengan menghadirkan DR Iksan Abdullah (praktisi hukum), Teddy Wibisana (Penasihat Almisbat),
Prof Dominikus Rato (Guru Besar FH Unej),Wawan H Purwanto (Pengamat Intelijen), Sarbini (Aktivis 98), dan Christine Hakim (aktris).

Siap Sosialiasi

Sekretaris panitia, Albert BHO, menambahkan, tujuan Vote 1 Indonesia adalah mengawal pemerintahan Jokowi - Ma'ruf secara konkret. 

"Kami siap mensosialisasikan program kampanye Jokowi - Ma'ruf di lapangan, yaitu Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar (KIP Kuliah), dan Kartu Sembako. Dengan jaringan Vote 1 Indonesia yang kian bertambah di berbagai daerah, kami yakin bisa menjalankan sosialiasi program ini ke publik," kata Albert.

Menurut Pendiri Vote 1 Indonesia, Surapati, organisasi ini bersifat independen dan gotong-royong anggota agar tidak terkooptasi dengan kepentingan politik apapun. Meskipun mendukung pemerintahan Jokowi - Ma'ruf, Surapati memastikan pihaknya tetap akan kritis konstruktif terhadap pemerintah.

"Untuk menghidupi organisasi, Vote 1 Indonesia mendidik anggota untuk kreatif dan mampu berwirausaha agar berdikari secara ekonomi," ujar Surapati.

Vote 1 Indonesia awalnya adalah gerakan relawan alumni Universitas Negeri Jember (UNEJ) pendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.

Seusai Pilpres 2019, putusan Mahkamah Konstitusi (MK), dan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), semangat independen dan gotong royong para relawan ini terus bergelora.

Oleh sebab itu, dibentuklah Vote 1 Indonesia untuk menjangkau semua warga bangsa yang ingin melihat Indonesia yang lebih baik lagi tanpa melihat suku, agama, ras, golongan, maupun afiliasi dan pilihan politiknya di Pilpres 2019. ***