JAKARTA - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) melaporkan Ustadz Abdul Somad (UAS) ke Bareskrim Mabes Polri terkait dengan video dakwahnya tentang salib yang viral di media sosial.

Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Korneles Galanjinjinay menegaskan, laporan pihaknya sama sekali tidak tepat jika dibanding-bandingkan dengan kasus penistaan agama yang berujung pernjara bagi Eks. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di masa lampau.

"Kita murni untuk menjaga kedamaian, persatuan dan kesatuan Bangsa. Jangan sampai ke depan yang begini-begini juga muncul (kembali, red)," tegas Kornelis saat dikonfirmasi GoNews.co, Selasa (20/08/2019) malam.

Ia tak menepis bahwa apa yang terlontar dari UAS terkait salib yang dikenal sebagai simbol agama kristen, seperti mengulang kasus Ahok yang bermula dari pidato Ahok yang menyebut surat Al-Maidah, salah satu surat dalam Al-Quran. Dan Alquran, merupakan kitab suci umat Islam.

"Iya kira-kira seperrti itu, tapi kita tidak mau membanding-bandingkan (antara dua kasus itu, red)," kata Kornelis.

Pihaknya hanya mendambakan, terciptanya kenyamanan bagi setiap pemeluk agama di Indonesia dalam bergama sesuai agamanya masing-masing dan bergaul harmonis antar pemeluk agama.

Melalui laporannya ke Bareskrim Polri, Kornelis mengaku tak berharap lebih dari, "proses hukum (yang, red) juga (dipastikan, red) berjalan,".

Terkait video klarifikasi UAS melalui video yang tayang daring (dalam jaringan), Kornelis berpandangan, klarifikasi dari UAS tersebut tak serta merta menggugurkan dugaan pidana dari statemen UAS sebelumnya soal salib.

"Kan itu belum ada permintaan maaf di situ. Jadi klrafikasi itu macam 'apa yang dibilang itu benar'," kata Kornelis.

Dalam laporannya, GMKI melaporkan UAS atas dugaan pelanggaran pasal 156 a. Laporan itu terdaftar dengan nomor : LP/B/0725/VIII/2019/Bareskrim tanggal 19 Agustus 2019.

Sebelumnya, beredar potongan video ceramah UAS yang mengatakan bahwa dalam hukum Islam salib adalah tempat bersarangnya jin kafir. Somad mengatakan hal itu untuk menanggapi pertanyaan salah satu anggota jemaahnya yang menggigil hatinya ketika melihat salib.

UAS kemudian mengklarifikasi pernyataannya dalam sesi tanya-jawab ceramah yang berbuntut polemik itu.

"Pertama, itu saya menjawab pertanyaan, bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan. Ini perlu dipahami," kata UAS dalam video klarifikasi yang diunggah di Youtube milik FSRMM TV pada Minggu (18/08/2019).

UAS menjelaskan bahwa ceramah yang mengundang polemik itu dilakukan di Masjid An-Nur Pekanbaru sekitar tiga tahun lalu. Ia menjelaskan subtansi ceramah tersebut hanya untuk menjawab pertanyaan dari jamaah tentang patung dan kedudukan Nabi Isa AS yang tertera dalam Alquran dan Sunah Nabi Muhammad SAW.

Penelusuran GoNews.co, tanya jawab jamaah dengan UAS tentang salib yang disebut terjadi 3 tahun lalu itu, videonya diunggah oleh akun youtube Hombink Siltor pada 16 Agustus 2019, sehari sebelum hari peringatan hari kemerdekaan RI ke 74, dan belum ditemukan video lainnya.

Sebagian keterangan dalam unggahan video tersebut berbunyi, "Di "SALIB" ada setan, "jin kafir".. begitu mendengar kalimat itu dalam vidio di upload di salah satu grub fb, kaget, bercampur sedih dan panas hati, apalagi di tambah dengan guyonan menyanyikan kata "HALELUYAH" dengan nada sinis menghina terujar dari bibir mulutmu secara lantang,".***