Perusahaan Pertambangan Minyak Nasional (Pertamina) senantiasa bekerja keras membangun bangsa dengan mengokohkan komitmen dalam bidang energi baru dan terbarukan serta diversifikasi usaha.

PT Pertamina (Persero) telah menempuh enam dekade dalam industri energi.  Komitmen ini dibuktikan dengan penyediaan produk yang lebih berkualitas guna memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang unggul. Kini saatnya, Pertamina memantapkan langkah, menyongsong tantangan yang membentang dengan penuh optimisme guna menciptakan pertumbuhan bisnis Perusahaan yang berkelanjutan melalui investasi dan optimalisasi bisnis agar terus tumbuh sesuai dengan harapan seluruh pemangku kepentingan. Bersamaan itu Pertamina tak lupa berbagi untuk Indonesia yang lebih baik melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Tonggak sejarah Pertamina diawali sekitar tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara untuk mengelola ladang minyak di wilayah Sumatera. Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini diperingati sebagai lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.

Selanjutnya, pemerintah mengatur peran Pertamina untuk menghasilkan dan mengolah migas dari ladang-ladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar dan gas di Indonesia melalui UU No.8 tahun 1971. Kemudian melalui UU No.22 tahun 2001, pemerintah mengubah kedudukan Pertamina sehingga penyelenggaraan Public Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.

Berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT Pertamina (Persero) yang melakukan kegiatan usaha migas pada Sektor Hulu hingga Sektor Hilir. PT Pertamina (Persero) didirikan pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Akta Notaris No.20 Tahun 2003. Pada 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambang kuda laut menjadi anak panah dengan warna dasar hijau, biru, dan merah yang merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.

PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha Perusahaan pada 20 Juli 2006. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia“

Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mengakuisisi saham perusahaan migas Prancis Maurel et Prom (M&P) dengan kepemilikan saham sebesar 72,65% saham pada tanggal 10 Desember 2007. Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.

Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris Lenny Janis Ishak, SH.

Pada 2017, salah satu langkah nyata mewujudkan visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia adalah keberhasilan menuntaskan akuisisi saham perusahaan migas Prancis Maurel et Prom (M&P). Terhitung mulai 1 Februari 2017 melalui anak usaha PT Pertamina International EP, Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas M&P dengan 72,65% saham. Melalui kepemilikan saham mayoritas di M&P, Pertamina memiliki akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua. Pada masa mendatang, Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD (Barrels of Oil Equivalents Per Day) di 2025 dari operasi internasional, sebagai bagian dari target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025, dalam upaya nyata menuju ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina mempunyai kewajiban  dalam menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bagi masyarakat.

"Sebagai sesama BUMN kita memiliki  kewajiban yang sama. Untuk itu kami ingin tahu lebih banyak bagaimana sistem pengelolaan CSR dan  PKBL yang ada di Pertamina," kata Muhamad Wahyudi,  Senior Manager Perencanaan dan Pengendalian Comuninty Development Telkom  Indonesia saat berkunjung ke Kantor Pusat Pertamina, Rabu  (20/2/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Vice President CSR & SME Partnership Program Pertamina Agus Mas'ud  menjelaskan tentang  pengelolaan CSR dan PKBL di Pertamina yang sudah terintegrasi, terutama dalam pembinaan terhadap mitra binaan yang sudah dikelola dengan baik.

"Pembinaan yang kami lakukan kepada mitra binaan, salah satunya dengan memilih mitra yang sehat. Selain itu, kita terus melakukan monitoring terhadap mereka," kata Agus.

Agus berharap pertemuan ini dapat menjadi sebuah jalinan sinergi yang kuat antara kedua belah pihak. Terutama dalam kaitannya dengan program Rumah Kreatif  BUMN (RKB)  yang menjadi salah satu implementasi program BUMN Hadir Untuk Negeri.

Green Qurban, Berbagi Dengan Semangat Cinta Lingkungan

Konsisten menjalankan kampanye "Beat Plastic Pollution" PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) II Dumai menyalurkan hewan qurban dengan menggunakan besek sebagai pengganti kantong plastik. Tak hanya terbuat dari anyaman bambu, tahun ini Pertamina RU II menggandeng mitra binaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam membuat besek dari daun tanaman nanas.

Program qurban dengan sentuhan cinta lingkungan ini memasuki tahun kedua penyelenggaraan sejak pertama kali dijalankan pada momen Idul Adha 1439 Hijriah dan diberi nama "Green Qurban Pertamina RU II".

General Manager Pertamina RU II M. Dharmariza memimpin langsung kegiatan Green Qurban setelah bersama-sama jalankan Shalat Idul Adha 1440 H bersama keluarga besar Pertamina di Masjid Al Muhajirin Komplek Pertamina Bukit Datuk Dumai, Minggu (11/8/2019).

Ditemui wartawan di sela kegiatan, Dharmariza mengungkapkan program Green Qurban tersebut merupakan tindak lanjut dari kampanye "Beat Plastic Pollution" yang sejak 2018 telah dijalankan di Pertamina RU II. Awalnya, kampanye ini dilakukan untuk mengurangi konsumsi air mineral dalam kemasan dan diganti dengan penggunaan botol minuman isi ulang atau tumbler.

Dengan semangat yang sama pada Idul Adha 2018, dimulailah penggunaan besek bambu sebagai pengganti plastik. Selain ramah lingkungan, penggunaan besek bambu juga memberikan nuansa kearifan lokal Indonesia mengingat jenis kantong ini sudah digunakan turun temurun oleh masyarakat Indonesia.

"Alhamdulillah tahun ini Pertamina RU II kembali berkesempatan melaksanakan program Green Qurban. Tidak sekadar berbagi hewan qurban, kami pun ingin mengangkat pesan cinta lingkungan dengan menggunakan besek sebagai pengganti kantong plastik", ungkap Dharmariza.

Lebih lanjut Dharmariza menjelaskan, di tahun 2019 ini menurut catatan dari panitia pemotongan hewan qurban di Pertamina RU II yang dimotori oleh Badan Dakwah Islam (BDI) Pertamina terkumpul 53 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Jumlah itu setara dengan sekitar 4.770 kg daging sehingga pihaknya mempersiapkan kurang lebih 2.500 besek bambu dan nanas sebagai wadah pembagian daging qurban.

Selain besek bambu yang dibeli dari pengrajin, tahun ini Pertamina RU II juga mengerahkan mitra binaan TJSL-nya dalam membuat besek daun nanas.

"Sebenarnya akan lebih mudah menggunakan kantong plastik. Lebih murah dan gampang dicari. Namun kalau bukan kita yang mulai siapa lagi? Penggunaan besek ini merupakan sumbangsih kami dalam mengurangi dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain di luar sana", imbuh Dharmariza.

Terkait dengan besek nanas yang mulai dipakai tahun ini, Unit Manager Comm. Relations & CSR Pertamina RU II Muslim Dharmawan mengatakan, hal tersebut merupakan salah satu bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan.

Kelompok Tani Tunas Makmur yang berasal dari Desa Kampung Jawa Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis merupakan mitra binaan yang sejak awal melakukan budidaya dan pengolahan tanaman nanas menjadi berbagai produk makanan ringan. Di tengah kesibukan kegiatan utamanya, kelompok ini mendapatkan tugas khusus untuk menyulap bagian daun tanaman nanas menjadi tas besek yang apik dan tentunya dapat menggantikan fungsi kantung plastik dalam mengantarkan daging qurban kepada masyarakat.

"Melalui pelaksanaan program Green Qurban ini kami upayakan pula untuk melibatkan mitra binaan sehingga dapat menambah penghasilan mereka di momen Hari Raya Idul Adha ini. Ke depannya, semoga semakin banyak masyarakat yang tertarik mengikuti program pemberdayaan Pertamina khususnya yang berada si sekitar Kilang Pertamina", kata Muslim.

Selain membagikan hewan qurban di lingkungan Masjid Al Muhajirin komplek perumahan Pertamina Dumai, pada tahun ini Pertamina RU II juga ikut berpartisipasi dalam meramaikan perayaan Idul Adha 1440 H di beberapa masjid dan musala khususnya di lingkungan Ring 1 Kilang Pertamina Dumai.

Sebanyak 24 ekor sapi qurban didistribusikan ke 13 Masjid, 6 Musala, 4 Pondok Pesantren, 1 Panti Asuhan serta melalui 6 Lembaga atau instansi di antaranya Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kota Dumai dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tanjung Palas.

"Ada masjid yang dapat 1 ekor ada pula yang dapat setengah ekor. Besar kecilnya bantuan ini tentunya patut disyukuri di tengah dinamika ekonomi yang tengah terjadi di masyarakat. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat untuk kelancaran operasional kilang Pertamina RU II sehingga kegiatan sosial serupa dapat terus kami jalankan", pungkas Muslim.

Salurkan CSR Rp 733 Juta

PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I melalui Terminal BBM Medan Group, menyalurkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Pemberdayaan Masyarakat bidang pengembangan di lokasi operasi senilai total Rp 733 Juta, Jum'at (14/9/2019) di Lingkungan 24 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan.

Penyaluran Program CSR untuk pemberdayaan masyarakat ini sebagai program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar operasi.

Program pengembangan ini meleputi pelatihan menjahit untuk pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga, pemberdayaan kelompok ekonomi nelayan. Kelompok ekonomi nelayan mendapatkan bantuan sarana dan modal usaha serta pendampingan secara berkelanjutan untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga nelayan.

Sedangkan pemberdayaan dan pelatihan pengelolaan kelompok ecobrik, dengan upaya peningkatan derajat kesehatan dengan bantuan kelompok Posyandu.

Operation Head (OH) Terminal BBM Medan Group, Hari Purnomo dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa pemberdayaan masyakat serta meningkatkan perekonomian warga yg berada di daerah operasi Terminal BBM Medan Group, sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat bagi ibu-ibu rumah tangga dan para nelayan serta pemberdayaan pengelolaan sampah dalam program Ecobrik" ungkap Hari Purnomo.

Hari Purnomo menjelaskan bahwa Ecobrik adalah program pengelolaan sampah plastik menjadi bernilai ekonomis dengan berbagai bentuk kebutuhan seperti kursi, meja, dinding dan sebagainya.

Sementara itu, Unit Menager Communication & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I, Rudi Ariffianto mengungkapkan, tujuan strategis program CSR Pertamina adalah meningkatkan reputasi dan kredibilitas Pertamina melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang terintegrasi dengan strategi bisnis.

"Komitmen Pertamina dalam melaksanakan TJSL diwujudkan dalam berbagai kegiatan CSR yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, manajemen bencana, maupun bantuan khusus," ungkap Rudi Ariffianto.

Rudi juga mengungkapkan realisasi kegiatan dilaksanakan seluruh unit kerja fungsi CSR Pertamina. Di unit operasi, Pertamina mengimplementasikan program CSR untuk tujuan people, planet, and profit (3P).

Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina berkomitmen untuk senantiasa memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam, lingkungan dan masyarakat. Dengan menyejahterakan manusia, alam, dan lingkungan, maka Pertamina akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Pertamina menetapkan beberapa inisiatif strategis sebagai wujud komitmennya:

Pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan (melalui pendidikan perubahan perilaku, pola pikir, serta pelatihan keterampilan dan kesehatan). Berwawasan pelestarian lingkungan. Terkait strategi bisnis dilaksanakan secara tuntas (termasuk penyediaan prasarana, perubahan pola pikir, perilaku, tata nilai, dan membekali dengan pengetahuan/keterampilan). Pertamina mengelola kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang mencakup program Corporate Social Responsibility (CSR), program Bina Lingkungan (BL) dan Program Kemitraan (PK).

Pertamina mengelola kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang mencakup program Corporate Social Responsibility (CSR), program Bina Lingkungan (BL) dan Program Kemitraan (PK).

Tujuan strategis program CSR Pertamina adalah meningkatkan reputasi dan kredibilitas Pertamina melalui kegiatan TJSL yang terintegrasi dengan strategi bisnis. Untuk mewujudkan tujuan itu, Pertamina mengimplementasikan strategi-strategi besar, seperti saling memberi manfaat (fair shared value) dan berkelanjutan.

Sejak 2016, Pertamina memfokuskan pelaksanaan CSR guna mendukung pencapaian PROPER dengan mengedepankan aspek lingkungan, baik alam dan masyarakat sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh Dewan PROPER (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia).

Komitmen Pertamina dalam melaksanakan TJSL diwujudkan dalam berbagai kegiatan CSR yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, manajemen bencana, maupun bantuan khusus. Realisasi kegiatan dilaksanakan oleh seluruh unit kerja fungsi CSR Pertamina, baik di kantor pusat, unit operasi, maupun anak perusahaan. Beberapa kegiatan khususnya di bidang pendidikan dilakukan bersama Pertamina Foundation.

Di bawah payung tema “Pertamina Sobat Bumi”, Pertamina mengimplementasikan program CSR untuk tujuan people, planet, and profit (3P). Tujuan ini menjadi fokus Pertamina dalam menjalankan operasinya, di mana produk-produk yang dikembangkan dan jasa yang diberikan peduli terhadap kelestarian lingkungan khususnya bumi untuk kepentingan dan masa depan generasi yang akan datang.

CSR Pertamina berfokus pada empat isu yang menjadi pilarnya yaitu: Pertamina Cerdas, Pertamina Sehati, Pertamina Hijau, dan Pertamina Berdikari. Teriring harapan kiranya Pertamina terus berkarya tanpa lelah untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga....***