MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Letjen TNI (Purn) H E Rahmayadi  menyatakan pada 15 Agustus 2019 akan mencanangkan pembangunan Tol Sungai di Kota Medan.

"Tol sungai ini akan dibangun dan rata-rata mengikuti aliran Sungai Deli. Diharapkan selesai Tahun 2020, tol sungai ini akan memakan biaya kurang lebih Rp 7 triliun," kata Edy pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pemprovsu bersama Badan NasionalPenanggulan Bencana (BNPB) di Aula Raja Inal Kantor Gubsu, Kamis (8/8/2019).

Selain membersihkan kawasan sungai atau DAS, kata Edy, pembangunan tol sungai juga akan memperlancar lalu lintas jalan di Kota Medan. "Semua ini kita lakukan atas dasar kajian,” jelas Edy Rahmayadi.

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memuji keinginan dan komitmen Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi untuk memperbaiki dan melestarikan, serta  memperindah Sumut. Salah satunya, melalui rencana normalisasi sungai dan pembangunan tol sungai.

Rapat Koordinasi (Rakor) bersama BNPB Indonesia terkait penanggulangan bencana, lingkungan, dan pengembalian fungsi konservasi itu dihadiri Wagubsu Musa Rajekshah, Forkopimda, para Bupati/Walikota se-Sumut, OPD dan ASN Pemprov Sumut, dan rombongan BNPB.

Di kesempatan tersebut Doni menceritakan, bahwa pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi dan Wagubsu kerap kali memintanya agar datang bersama tim untuk berbagi tentang aksi penyelamatan Sungai Citarum.

“Hal ini menunjukkan semangat dan komitmen Pemeritah Provinsi Sumut (Pemprovsu) untuk memperbaiki, melestarikan, dan memperindah Sumut. Salah satunya, melalui rencana normalisasi sungai dan pembangunan tol sungai,” ujarnya.

Tentang solusi permasalahan lingkungan terkait normalisasi sungai, kata Doni, hanya bisa diselesaikan dengan sinergitas dan konsep kesatuan komando. Menurut pengalamannya, apabila masing-masing dinas atau pihak terkait masih bekerja sendiri-sendiri maka akan sulit untuk melakukan upaya-upaya pengembalian fungsi ekosistem dan konservasi.

“Untuk itu, saya mengajak Bapak Bupati dan Walikota, serta seluruh pihak yang hadir di sini untuk bertekad membantu Pemerintah Provinsi Sumut mengembalikan fungsi ekosistem. Mumpung Gubernurnya mau dan memiliki komitmen, mari didorong. Termasuk juga dengan pihak media,” ujar Doni.

Terkait pembangunan tol sungai, Doni memberikan masukan untuk memperhatikan berbagai aspek kerugian serta perubahan ekosistem, sempadan sungai, dan kondisi pepohonan di sekitar sungai.

Pada kesempatan itu, Doni juga memuji Gubsu dengan menyebut bahwa Edy Rahmayadi merupakan seorang figur anak bangsa yang luar biasa. “Dulu sama-sama kami angkatan 85, Pak Edy memang selalu merendah mengatakan nilainya kurang bagus, tetapi satu hal yang tidak bisa dikalahkan yaitu semangat beliau yang tidak pernah padam,” ucapnya,  disambut dengan tepuk tangan dari para hadirin.

Kepada para peserta Rakor, Kepala BNPB juga berbagi pengalaman tentang usaha penyelamatan Sungai Citarum di Jawa Barat, yakni sungai yang pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Sungai Citarum sepanjang 269 kilometer dibagi menjadi 23 sektor dan dipimpin masing-masing kolonel yang membawahi 200 prajurit. Menetap dan bergaul dengan masyarakat setempat, tim melakukan pendekatan emosi. Hal itu mampu menggugah masyarakat untuk turut membantu dan menjaga lingkungan.

“Kini, perlahan-lahan keadaan Sungai Citarum telah jauh membaik. Sungai yang biasanya banjir hingga 5 hari berkurang menjadi 1 hari, kedalaman hingga bahu kini hanya selutut,” ungkap Doni.

Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kepala BNPB Doni Monardo dan Tim Satgas Penyelamatan Sungai Citarum. Gubernur memuji Doni dan BNPB, karena tugas mereka lebih berat dari Kopassus atau Satuan Kostrad, sebab bencana datangnya tidak mengenal waktu. “Untuk itu, harus selalu siap siaga,” katanya.

Rakor dilaksanakan dengan mendengarkan terlebih dahulu pemaparan dari Tim Satgas Sungai Citarum yakni oleh Kolonel Infantri Yudi Zanibar, Kolonel Infantri Yusef Sudrajat, Yuhan, dan Dr Aqua Dwipayana. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diskusi dan berakhir dengan konferensi pers.***