TOBASA-Sejumlah warga Balige Tobasa emosi dikarenakan Pemutusan sambungan aliran tenaga listrik yang dirasakan oleh warga secara sepihak oleh petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero)Wilayah Area Sibolga Ranting Balige.

Pemutusan aliran listrik secara sepihak ini memicu keresahan dan bercampur emosi sejumlah masyarakat dikarenakan arus listriknya telah diputus akibat 2 hari keterlambatan pembayaran rekening listrik.

Akibatnya sejumlah warga yang emosi dan merasa kesal mendatangi kantor PLN Ranting Balige di Jln.DR.TD Pardede No 14 Balige dan melakukan aksi dengan menutup dan menggembok gerbang kantor PLN Ranting Balige Kab.Toba Samosir, Selasa (23/7/2019).

Salah seorang warga, Pardede onan lumban sisoring Luse Purba/Op.David (78) mengatakan, pagi Rabu,(24/7/2019) di depan rumahnya dia mendapati oknum petugas PLN membuka meteran listrik rumahnya. "Sontak saya emosi dan marah. Saya tanya kenapa itu kalian bukai, kalaupun ada kekurangan ataupun kesalahan seharusnya ada pemberitahuan 3 hari sebelumnya kepada warga/pelanggan, kenapa langsung main putus/Bongkar," tanya Luse.

Lanjut Luse, saat itu salah seorang petugas PLN yang membongkar mengatakan, "jangan ibu marahin kami, kami hanya disuruh pimpinan untuk melakukan pembongkaran kata si oknum petugas kepada saya. Pada saat itu dengan emosi saya katakan, untuk pemasangan meteran ini dulunya sangat susah dan meteran ini dulu saya bayar mahal, sekarang kalian main putus dengan sekehendak kalian tanpa ada pemberitahuan ataupun peringatan," terang Luse Purba.

Warga lainnya Pardede yang juga merasakan keresahan dan kekecewaan akibat pemutusan aliran listrik dengan sepihak oleh PLN Ranting Balige, kepada Gosumut di lokasi mengatakan, bahwa pemutusan aliran Listrik secara sepihak tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada warga menurutnya tidak mengindahkan norma dan etika pelayanan kepada masyarakat pelanggan.

"Tindakan ini PLN Ranting Balige bukan mengatasi masalah tetapi menciptakan masalah, perlakuan pemadaman dan pembongkaran meteran listrik warga secara sepihak jelas adalah pelecehan terhadap kami para warga," jelas Pardede.

"Saya terkejut, tadi pagi petugas PLN datang ke rumah dan langsung memutus aliran listrik karena terlambat 2 hari pembayaran. Pemutusan ataupun penggantian tidak ada pemberitahuan sebelumnya," terangnya.

Menyikapi pergerakan massa yang merasa emosi, kesal serta merasa telah dikecewakan oleh PLN Ranting Balige, Polres Tobasa dengan sigap menanggapinya dan langsung menurunkan tim pengamanan dari Mako Polres Tobasa ke lokasi kerumunan warga di Kantor PLN Ranting Balige dengan dikomndoi oleh Kasat Intelkam AKP Drs. Antoni Rajagukguk dengan menurunkan puluhan personil guna pengamanan dan antisipasi kerusuhan.

"25 personil yang tergabung dari Sabhara dan Intel diturunkan demi mengantisipasi serta menghindari jangan sampai terjadi tindakan keributan massa dengan pelanggaran hukum yang merugikan mereka dan para warga lainya," terang Kasat Intel kepada beberapa media yang meliput di lokasi.

Pimpinan PT PLN (Persero) Area Sibolga Ranting Balige, Royen Doloksaribu, akhirnya mengajak warga duduk bersama di ruang kerjanya untuk mencari solusi mengatasi keluhan dan keresahan warga.

Tindakan pemutusan aliran listrik akibat tunggakan, sebutnya, dapat disambung kembali setelah tagihan dibayarkan, namun akan menggunakan meteran pra bayar (token). Hal itu mendapat penolakan dari para warga yang selama ini masih menggunakan meteran lama. Warga sempat meninggalkan ruangan karena tidak berujung pada kesepakatan.

Hingga hampir 1 jam koordinasi pihak PLN bersama Polres Tobasa di dalam ruang kerja pimpinan Kepala Ranting PLN Balige, warga kembali diundang masuk.

Warga yang merasa dikecewakan PLN Ranting Balige kembali dimediasi oleh pihak Kasat Intel AKP. Drs.Antoni Doloksaribu dan anggota Polsek Balige Aiptu Pol Tarsan Simangunsong.

Manejer PLN Ranting Balige melalui Kanit Tehnisi mengatakan pemutusan karena keterlambatan pembayaran rekening dan diganti menjadi meteran Pulsa (Token) merupakan pengejaran terget pimpinan. Mendengar hal tersebut spontan perwakilan warga Pardede berang.

"Jangan kami bapak buat menjadi tumbal korban pengejaran target bapak dan jangan kami menjadi bertindak lain lain karena rencana target bapak pimpinan," tegasnya.

"Kami meminta, silahkan buat dulu pemberitahuan dan undangan kepada kami seluruh warga pelanggan serta laksanakan sosialisasi untuk pernyataan bila terlambat pembayaran rekening listrik langsung diputus serta berikan kepada kami aturan dan undang undang yang menyatakan dan mendukung kebijakan pemutusan tersebut," tegas perwakilan warga.

"Pihak PLN Ranting Balige sepakat dan berjanji untuk menyambung kembali aliran jaringan listrik yang sudah sempat diputus dengan menggunakan meteran lama serta meminta maaaf atas kekurangan mereka karena tidak melaksanakan sosialisi bila terlambat membayar listrik lngsung diputus dan dignti dengan meteran pulsa/Token dan berjanji akan membuat undangan dan melakukan sosialisasi kepada warga bersama dengan LSM dan Media/Pers," kata Kepala Bagian Teknisi kepada perwakilan warga dan pihak Kepolisian Polres Tobasa.*