JAKARTA - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman akan menempatkan figur yang mampu menjawab tantangan dalam kepengurusan yang akan dipimpinnya dalam masa bakti 2019 – 2023. Susunan pengurus yang terus digodognya bersama dua formatur, John Lubis dan Doddy Husodo akan diumumkan sebelum tenggat waktu penyusunan selama 30 hari berakhir.

“Saya terpilih dalam Musyawarah Olahraga Nasional KONI XIII, 2 Juli lalu. Batas waktu penyusunan pengurus selama 30 hari. Jadi sampai 2 Agustus. Namun saya bertekad sebelum tanggal 2 Agustus sudag bisa diumumkan,” ujar Marciano saat menerima audensi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atas S Depari yang hadir bersama Ketua Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Pusat Gungde Ariwangsa, Sekretaris Siwo Suryansah dan Anggota Bambang Prihandoko, Selasa (23/7/2019).

Dalam memilih figur pengurus, Marciano menekankan pada kemampuan untuk mampu mengatasi tantangan. Terutama tantangan untuk mewjudkan KONI yang berwibawa, profesional, mandiri dan modern. Tugas kepengurusan baru mengalami tantangan untuk mengembalikan kepercayaan publik setelah beberapa kasus menyelimuti KONI Pusat

Purnawirawan Letjen TNI itu menegaskan, kini KONI Pusat tengah berada dalam tahap berbenah diri untuk lebih baik. "Saya bertugas untuk mengembalikan marwah KONI. Kami ingin lebih baik ke depan. Saya akan bekerja sama dengan wartawan. Saya harus menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah serta instansi terkait. Komunikasi dengan cabang olahraga (cabor) dan atlet juga tak boleh diabaikan," ucap mantan Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) itu.

Pria kelahiran Banjarmasin, 28 Oktober 1954 itu menambahkan, untuk menghadirkan KONI yang profesional maka pengurusnya harus profesional. Demi KONI yang modern maka pengurus KONI Pusat harus mampu menjawab tantangan jaman.

"Suatu hari KONI menuju pada kemandirian. Caranya, kami harus jadikan olahraga sebagai industri," kata Marciano

Jadi diakui tugas pengurus KONI Pusat ke depan tidak mudah. Tapi, terpenting dari semua itu adalah memperbaiki komunikasi. Selama ini hal itu menjadi kendala. KONI tidak boleh ada jarak dengan siapapun.

"Wartawan dan KONI dikatakan bisa saling mengisi. Kritik wartawan itu penting. Kami tidak boleh alergi atau sebeliknya terlena dengan berita manis," ujarnya.

Marciano menambahkan bahwa dalam pembinaan atlet tidak terlepas dari IPTEK dengan bidang Sport Science. Menurutnya saatnya bidang Sport Science ini lebih diintensifkan. Tentu agar dapat mengetahui perkembangan atlet melalui ilmu teknologi bidang olahraga.

"Disamping itu hal yang terpenting juga kita harus bisa memantau perkembangan atlet mancanegara lainnya yang menjadi kompetitor kita di ajang single maupun multi event. Tentunya ini erat kaitannya kerja sama dengan pihak media. Dalam hal ini media berfungsi sebagai Sport Intlegent," tutur Marciano.

Sementara itu Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari mendukung langkah Marciano untuk mengembalikan kewibaan KONI sehingga mampu mandiri dan modern. Sebagai mantan Ketua Bidang Humas KONI Pusat dan Ketua Siwo Pusat, Atal berharap KONI Pusat bisa bekerja sama dengan para wartawan. “Para wartawan selain memberikan informasi kegiatan KONI juga bisa memberikan masukan dan kritik yang membangun,” ujar Atal. ***