JAKARTA - Pernyataaan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto "kami siap membantu jika diperlukan" saat bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo di Jakarta pada 13 Juli 2019, adalah isyarat bahwa Gerindra siap bergabung di pemerintahan baru Jokowi. Pemerhati politik sekaligus Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra mengatakan, kalau benar Gerindra bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Maruf, maka siap-siap partai pimpinan Prabowo itu akan ditinggal pemilih setianya pada Pemilu 2024.

"Hati-hati, hati pemilih itu cepat berubah. Apa yang dilakukan sekarang akan berdampak pada Pemilu 2024 nanti," ujar Iwel Sastra seperti dilansir GoNews.co dari Kantor Berita RMOL, Rabu (17/7).

Dia menjelaskan, bila Gerindra benar-benar merapat ke Kabinet Kerja jilid II, maka yang paling kecewa adalah para ulama, emak-emak dan pendukung militan Prabowo-Sandi di pilpres lalu.

"Kenapa, karena Gerendra ini diharapkan menjadi partai oposisi utama di periode kedua Jokowi," sebut Iwel Sastra.

Gerindra diharapkan bisa mengkritik kinerja pemerintahan Jokowi, karena pada periode pertama saja sudah sangat mengecewakan terutama pada bidang perekonomian.

"Oposisi ini penting sekali, sebagai penyeimbang pemerintah. Apalagi di awal semangatnya adalah 'ganti presiden', masak sekarang bergabung?" demikian Iwel Sastra.***