JAKARTA - Bisnis sektor konstruksi saat ini tidak lepas dari perkembangan revolusi industri 4.0 yang mengedepankan digitalisasi di semua aspek. Nah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk pun tak ketinggalan. Director of System Development & Human Capital Management PT Waskita Karya (Persero) Tbk Hadjar Seti Adji, menjelaskan, melalui penggunaan teknologi digital di berbagai proyek yang dikerjakan oleh Waskita, maka koordinasi di antara semua pihak yang terlibat dalam suatu proyek maupun tahap-tahap pembangunan akan dapat dilakukan lebih cepat, akurat, serta efektif dan efisien sesuai kebutuhan.

“Mulai dari perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasionalnya,” tegas Hadjar dalam siaran pers, Rabu (17/7/2019).

Taufiq Imam Hidayat (BIM Infrastructure Expert - System, Technology and Research Division) Waskita Karya menambahkan, Waskita sudah mengaplikasikan penerapan teknologi teranyar di sektor konstruksi.

Misal, penggunaan HoloLens sebagai media koordinasi BIM model secara hologram, penggunaan UAV Drone sebagai alat ukur dan alat bantu untuk mendapatkan data topografi secara cepat atau sering disebut metode fotogrametri.

’’Juga penggunaan Terrestrial Laser Scanning (TLS) sebagai alat ukur detail untuk mendapatkan data point cloud,’’ ucap Taufik.

Untuk diketahui, Waskita ikut serta dalam Autodesk Forum Indonesia 2019 yang diadakan Autodesk Asia Pte Ltd, bertajuk ’’The Future of Making” , yang digelar di Jakarta, (10/7). Taufik menjadi pembicara sesi AEC (Architecture, Engineering and Construction) Track: ’’Construction of the Future’’.

Taufik menambahkan, Waskita pun mengaplikasikan Microsoft HoloLens yang merupakan teknologi Mixed Reality Smartglasses. Sensor kontrol yang digunakan pada alat ini menggunakan gesture voice dan gesture tubuh berupa bloom, tap, ready, drag dan hold.

Dalam penerapannya di dunia Architecture, Engineering and Construction, HoloLens digunakan sebagai media komunikasi dan koordinasi digital. BIM model yang sudah dibuat dapat di-export ke kacamata ini dan tampilannya seperti hologram.

Akan tetapi, ketika menggunakan alat ini masih dapat melihat environment sekitar, tidak seperti VR (virtual reality). Pemanfaatan VR sebagai alat visualisasi juga telah dikembangkan terlebih dahulu sebelumnya oleh Waskita.

“Dalam prakteknya, Waskita Karya menggunakan alat-alat ini ketika tender, ataupun meeting dengan owner,” ucap Taufik.

Adapun Kharis Alfi selaku BIM Manager - System, Technology and Research Division Waskita Karya, menyampaikan materi mengenai masa depan pekerjaan di tengah digitalisasi.

Bersama Bambang Tri Soepandji, Technical Director dari PT. Mobil Anak Bangsa, Kharis menyampaikan seputar tren dan masa depan penerapan teknologi dan IoT di dunia konstruksi. Juga bercermin ke industri manufaktur yang memanfaatkan otomasi dan robot dalam meningkatkan kendali mutu, biaya, dan produktivitas. ***