JAKARTA - Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS, Nurhasan Zaidi mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang pelaksanaan Masa orientasi Siswa (MOS) di sekolah. Pasalnya menurut Dia, MOS acapkali disalahgunakan dan sering menimbulkan trauma siswa, serta menimbulkan nyawa siswa melayang sia-sia.

"Harus dikaji dan dievaluasi, kalau terlalu sering kejadian seperti ini, maka MOS harus dihilangkan atau diformat ulang," tegasnya saat dihubungi GoNews.co, Senin (15/7/2019) di Jakarta.

Hal yang sama juga diungkapkan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ledia Hanifa.

Menurutnya, Masa Orientasi Sekolah semestinya dimanfaatkan untuk learning how to learn. Sehingga siswa baru bisa menyiapkan diri utk mengenyam pendidikan pada tingkat tersebut.

"MOS tidak boleh jadi ajang balas dendam dan pihak sekolah tidak boleh melepas tanggung jawab penyelenggaraan MOS pada kakak kelas," ujarnya kepada GoNews.co.

"Dalam kegiatan MOS pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan MOS itu adalah memperkenalkan siswa pada lingkungan fisik sekolah yang baru mereka masuki," tambahnya.

Kemudian kata dia, tujuan MOS juga untuk memperkenalkan siswa pada seluruh komponen sekolah beserta aturan, norma, budaya, dan tata tertib yang berlaku di dalamnya.

Memperkenalkan siswa pada keorganisasian. Memperkenalkan siswa untuk dapat menyanyikan lagu Mars sekolah. Kemudian untuk memperkenalkan siswa pada seluruh kegiatan yang ada di sekolah.

"Mos juga berguna untuk mengarahkan siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat. Menanamkan sikap mental, spiritual, budi pekerti yang baik, tanggung-jawab, toleransi, dan berbagai nilai positif lain pada diri siswa sebagai implementasi penanaman konsep iman, ilmu, dan amal," pungkasnya.***