JAKARTA - Anggota MPR RI Fraksi PDI-P, Masinton Pasaribu, kembali mengingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan pasca Pileg dan Pilpres 2019. Hal ini diungkapkan Masinton, saat menjadi narasumber diskusi Empat Pilar MPR dengan tema "Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Kontestasi Politik 2019", Jumat (28/6/2019) di Media Center Parlemen, Senayan Jakarta.
 
"Semua yang terjadi pra dan pasca Pilpres serta Pileg 2019, kita akui telah menimbulkan banyak keriuhan yang agak gaduh khususnya di sosmed, ini yang harus diakhiri," ujarnya.

Bahkan kata Masinton, dampak keriuhan di Medsos, tak jarang masyarakat di bawah sering terjebak dengan isu-isu yang terkadang belum tentu benar dan menjurus hoax.

"Medsos itu siapa saja bisa menyebarkan informasi. Kita merasakan banyak berseliweran informasi baik yang real, nyata sampai berita sampah yang berisi informasi hoax. Inilah kenapa, kita semua termasuk para elite harus bisa memberikan statmen atau pernyataan-pernyataan yang menyejukkan," tandasnya.

"Kalau Pemilu 2019 ini dibilang ada polarisasi di bawah itu ya memang ada. Saya melihat, jangankan Pilpres, bhakan di Pileg pun para Caleg juga selain bersaing dengan parpol lain, juga bersaing di internal, ya pemilu ini memang panas dan terasda polarisasinya
Jadi kata Masinton, pasca sidang putusan MK kemarin, maka tugas pemenang mulai hari ini adalah merangkul serta menjalin kembali persatuan dan kesatuan dan ditularkan terutama kepada masyarakat di bawah.

"Kalau elite menyatu, percayalah, masyarakat di bawahnya juga akan menyatu. Dan kalau elitnya jadi kompor terus, ya yang di bawah ini memang seperti Ilalang kering. Disulut sedikit nyala barang itu," paparnya.

Dengan selesainya persidangan di MK kata dia maka semua harus menjadi penyejuk dan memberi air yang menyegarkan agar ialalng kering tidak terbakar.

"Persatuan elite bukan berarti semua pro pemerintah. Harus tetap ada yang menjadi oposisi sebagai kritik dan kontrol pemerintah. Hanya saja, jangan sampai keluar pernyataan yang bisa memantik api dan membakar ilalang tadi," ujarnya.

Terlebih lagi kata Masinton, oposisi itu menjadi penting sebagai kontrol terhadap pemerintah yang diberikan mandat oleh rakyat. Sehingga bisa mencegah pelanggaran dan wewenang otoritas yang diberikan.

"Oposisi tadi adalah melakukan kontrol dan pengawasan baik yang di parlemen maupun di pemerintahan. Ya tentu bagi legislatif sesuai tugasnya melakukan fungsi pengawasan. Berikutnya adalah kalau kita belajar dari sejarah bangsa, kita ini memang dibentuk karena keinginan untuk bersatu seperti yang didengungkan Bung Karno," tukasnya.***