MEDAN - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2019 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Sumatera Utara (Sumut) dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara di Hotel Dyandra Santika Medan, Selasa (26/6).

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan saat ini Indonesia belum merdeka internet. Hanya saja, tahun ini Indonesia merdeka dari infrastruktur pendukung utama internet (backbone internet) tahun ini.

“Sudah 74 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan tapi kalau untuk internet kita belum merdeka,” katanya di sela-sela rakernas pada media.

Ketua Umum APJII, Jamalul Izza mengungkapkan dilihat dari hasil survei yang dilakukan, pengguna internet di Indonesia pada 2018 sudah mencapai 65 persen dari jumlah penduduk atau populasi yang ada. Jumlahnya sudah mencapai 171 juta orang Indonesia yang mengakses internet. "Jumlah ini lebih besar dari pengguna akses yang ada di negara ASEAN," jelas Jamalul.

Khusus untuk di Sumatera Utara (Sumut) posisi pengguna internet menjadi nomor 1 di Pulau Sumatera. Ada 6 persen pengguna internet yang disumbang oleh Sumut.

“Dan ini angkanya bisa lebih besar lagi karena di Sumut bukan di Medan saja ada juga beberapa dipinggir wilayah Medan. Jadi selain backbone akses juga sangat penting. Untuk itu, kita minta kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mulai gelar backbone dan akses didukung. Sehingga menggelar sebuah akses lebih mudah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Jamalul menuturkan saat ini APJII sedang menyusun program untuk bagaimana suatu saat nanti dunia internasional belajar konten di Indonesia. Artinya, kalau selama ini Indonesia hanya belajar konten di dunia internasional maka ke depan harus sebaliknya yaitu mereka yang belajar konten ke Indonesia.

"Saat ini sudah mulai terjadi, dimana salah satu operator internet luar negeri datang ke APJII dan meminta bisa nggak konten Indonesia dibawa ke ajang luar negeri. Jawabannya, tentu bisa tetapi kita lihat dulu dengan beberapa syarat lantaran kita ingin mengejar agar konten Indonesia semakin besar," sebut Jamalul.