MEDAN - Bayi kembar siam Adam dan Malik asal Tapanuli Utara (Taput) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan butuh bantuan tangan dermawan.


Sebab selama kurang lebih 6 bulan di rawat di Ruang Perinatalogi RSUP Haji Adam Malik sejak November 2018 lalu kedua orang tuanya tak selalu berada di samping sang bayi kembar.

Alasan orangtua bayi kembar siam yang tak selalu di rumah sakit karena sang ibu N.S memiliki dua anak lagi yang masih kecil-kecil. Sedangkan sang ayah J. Silitonga bila di Medan ia tak memiliki pekerjaan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

Dikatakan Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak padahal saat ini bayi tersebut mulai membutuhkan perlengkapan kebutuhan bayi pada umumnya. Mulai dari penggunaan pampers yang semakin tinggi, minyak telon, tisu basah dan lainnya. Sebab kebutuhan umum tersebut tidak ditanggung oleh pihak rumah sakit.

"Kebutuhan untuk bayi kembar siam ini semakin tinggi lantaran bayi kembar siam tersebut semakin besar. Paling terasa kebutuhan pampersnya. Kita mengharapkan lah kerjasama orangtuanya karena posisi orang tuanya ini tidak selalu berada di rumah sakit kita kewalahan. Sebab perawat kan tidak bisa lama menangani bayi ini. Karena banyak pasien juga yang mau dirawat. Tidak bisa seintens orang tua menjaga,” katanya, Selasa (25/6).

Rosa juga mengatakan orang tua bayi kembar siam ini sedang kesusahan karena keterbatasan ekonominya. Sehingga pihak rumah sakit juga terpaksa mencari donatur untuk beli pampers bahkan pegawai rumah sakit juga inisiatif patungan untuk membelikan kebutuhan bayi ini,

"Kita berharaplah pada pemerintah setempatnya untuk memperhatikan warganya ini. Mereka kan warga Taput ya semoga pemerintahnya ini lah warganya sedang kesusahan apalagi warganya ini sehat ya. Namun kedua orang tua bayi ini keterbatasan ekonomi," jelasnya.

Karena tak selalu di tempat, membuat perawat kewalahan untuk memperhatikan bayi kembar ini. Sehingga pihak rumah sakit menyediakan satu orang perawat khusus menjaga bayi ini.

“Kalau susu memang dari rumah sakit. Nah paling rutin adalah pampers semakin besar kebutuhan pampers anak semakin tinggi, baju, minyak angin, tisu basah itukan tidak disediakan rumah sakit dan tidak di cover bpjs kesehatan. Jadi kalau kasus yang sama tahun 2017 lalu untuk bayi kembar siam Sahira dan Fahira orang tuanya yang menyediakan,” jelasnya.

Untuk itu pihaknya berharap kalau ada pasien ada keluarga yang dengan rutin menjaga. Sehingga untuk memudahkan berkoordinasi dengan keluarga pasien dan memudahkan untuk mengambil tindakan.

“Termasuk merawat pasien dan kita berharap kedua orangtua bayi kembar siam ini bisa bergantian menjaga bayinya. Apalagi dalam waktu dekat ini akan dilakukan operasi pemisahan mengingat usia bayi sudah cukup,” pungkasnya.