MEDAN-Bayi kembar siam yang dirawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik sudah berusia 7 bulan. Bayi asal Tapanuli Utara (Taput) yang dirujuk pada November 2018 lalu dari Rumah Sakit Sibolga ini mengalami dempet di bagian perut kini tumbuh dengan sehat dan aktif.

Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan kondisi bayi kembar tersebut cukup bagus dan sehat. Bahkan berat badannya kini 16,7 kg dengan panjang tubuh 65 cm.

“Kondisi bayi kembar siam ini sangat sehat ya. Pergerakan keduanya sangat aktif. Saat ini kita rawat di Ruang Perinatologi RSUP Haji Adam Malik,” katanya saat dihubungi, Senin (24/6/2019).

Menurut Rosa, bayi kembar siam berjenis kelamin laki-laki ini diberi nama oleh pihak rumah sakit dengan nama Adam dan Malik. Tim medis pun telah dibentuk untuk melakukan operasi pemisahan pada bayi kembar dari ayah J.Silitonga dan N.S.

Dikatakan Rosa, saat ini tim penanganan bayi kembar memang telah dibentuk dan diketuai oleh Prof dr Guslihan Dasa Tjipta SpA(K). Ketua tim penangan bayi kembar yang sama dalam pemisahan bayi kembar siam Sahira dan Fahira di 2017 lalu yang berusia 7 bulan.

“Jadi, sebelum libur lebaran 1440 Hijriah tim penanganan bayi kembar Adam dan Malik sudah beberapa kali melakukan rapat. Tapi sampai saat ini belum memutuskan tanggal operasi pemisahan. Kalau rencana pemisahan sudah pasti, hanya saja tanggal belum ketemu karena kita harus melengkapi sarana dan prasarana untuk kebutuhan operasi,” jelas Rosa.

Maka saat ini, pihak rumah sakit tengah mempersiapkan kelengkapan alat-alat untuk operasi pemisahan bayi kembar siam Adam dan Malik. Seperti diketahui, bayi kembar siam ini tidak lahir di RSUP Haji Adam Malik, namun di RSUD Sibolga pada tanggal 22 November 2018 lalu. Bayi lahir memiliki berat 4,7 kilogram dengan tinggi 45,55 cm.

Sebelumnya, Ayah bayi kembar siam J. Silitonga (29) mengaku, tidak ada firasat dan tanda apapun mendapatkan anak kembar saat kehamilan sang istri. Hanya saja, kehamilan sekarang ini perut istri lebih besar dari kehamilan pada anak sebelumnya.

“Memang selama kehamilan istri saya tidak pernah diperiksa ke Puskesmas atau bidan. Hanya dukun kampung saja yang memeriksa istri saya. Dukun kampung itu curiga dan menyarankan untuk di USG, karena melihat perutnya lebih besar tak seperti kehamilan biasanya. Dan benar hasil USG istri saya hamil bayi kembar siam. Sehingga melahirkan operasi di RSU Sibolga,” katanya dengan bahasa batak.*