TOBASA-Pelaksanaan Seminar Marhata Adat di gedung Dojo TB. Silalahi Center Pagar Batu yang di gelar selama 3 hari Kamis s/d Sabtu (20 s/d 22 Juni 2019) oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Tobasa berjalan sukses.

Selama 2 hari seminar Kamis dan Jumat menghadirkan Pakar dan ahli Budaya sebagai narasumber. Dihadiri Pdt. Demak Simanjuntak, M.TH Direktur Sekolah Tinggu Guru Huria HKBP dengan moderator Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Drs. Audi Murphy.SH.M.Si.

"Seminar hari pertama membahas dan menelisik berbagai perbedaan dan pernak pernik pada pelaksanaan Pernikahan Adat Batak dengan tujuan dan harapan untuk memadukan kesepahaman menjadi satu untuk satu tujuan megembalikan tatanan budaya Adat Batak seperti sedia kala," jelas Ir.Tua Pangaribuan sebgai notulen Pembanding seminar dari Disbudpar Kabupaten Tobasa.

Hari kedua Jumat, (21/06/2019) menghadirkan guru besar dan ahli filsafat budaya dari Universitas Sumaera Utara (USU) Medan Prof.DR Robert Sibarani, Direktur Pasca Sarjana Unuiversitas Sumatera Utara dan DR. Togar H. Nainggolan Direktur Litbang Katolik Keuskupan Agung Medan - Sumut.

Dalam 3 hari seminar sebagai pembanding hadir Monang Naipospos tokoh adat dan Budayawan agama Parmalim Laguboti dan Bonaran Siahaan dari desa Siboruon Balige.

Usai acara dilaksanakan Kadisbudpar Tobasa menjelaskan, selama  2 hari pelaksanaan Seminar Marhata Adat hingga hari ke tiga Sabtu,(22/6/2019) disimulasi acara adat pesta kawin sesuai tatanan adat Budaya Batak peserta sangat antusias. Walaupun saat melaksanakan simulasi masih ada yang mempertahankan dan membawakan cara adat yang di daerah Kecamatan asalnya.

Sebelumnya selama 2 hari seminar dengan beberapa narasumber sebagai tokoh dan pakar Ahli Seni Budaya telah dibahas cara pelaksanaan adat perkawinan yang sebenarnya sesuai tatanan budaya Adat Batak yang sesungguhnya pada zaman dahulu.

Monang Naipospos Tokoh Adat dan Budayawan dari Agama Tradisonal Batak Parmalim sebagai Pembanding pada pelaksanaan seminar Marhata Adat menjelaskan, dari beberapa hasil capaian seminar bersama seluruh peserta yang merupakan tokoh adat dan budayawan dari 16 Kecamatan se Kab.Tobasa telah mendapatkan pemahaman yang sesungguhnya akan budaya adat Batak dalam perkawianan anak dari pemaparan dan penjelasan para Pakar Budaya Batak yang hadir sebagai nara sumber di acara Seminar Marhata Adat 2019.

"Kiranya para peserta bisa mengawali pelaksanaannya di tempat asal masing masing yang walaupun mungkin agak berat. Tetapi hendaknya marilah kita kembalikan marwah kesakralan adat budaya Batak akan Pernikahan Anak,"imbuhnya.

Di hari ke tiga Pelaksanaan Seminar seluruh peserta melakukan simulasi acara adat Perkawianan dengan satu konsep kesepakatan mengembalikan  tata cara adat perkawianan suku Batak seperti dahulu dengan mengurangi berbagai pernak pernik yang menghabiskan banyak dana dan menyita banyak waktu.

Diharapkan dengan seminar ini akan mengembalikan, marwah dan kesakralan adat Pesta pernikahan itu sebagaimana zaman dahulu pelaksanaannya yang mengedepankan tatanan adat dan budaya Batak bukan mengejar kwantitas material pestanya.

Dengan pengembalian tatanan dan marwah kesakralan adat pernikahan itu kembali, diharpkan kedepan akan bisa menjadi pertunjukan dan tontonan yang menarik untuk disaksiakan oleh para pengunjung dan wisatawan. "Tentunya dengan tatanan yang apik dan kembalinya marwah kesakralan adat Pernikahan ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Danau Toba Kab.Toba Samosir," tegas Kadis Budpar Drs.Audi Murphy Sitorus.*