BUKITTINGI - Permasalahan sampah dan bau menyengat sisa-sisa makanan dari olahan laut di Pantai Tiku Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sudah dikeluhakan warga khususnya para wisatawan sejak tahun 2017 lalu. Namun hingga musim libur lebaran tahun 2019, permasalahan sampah tersebut tak kunjung selesai. Dari pengamatan GoNews.co pada Selasa (18/6/2019), banyak para pengunjung yang kecewa dengan kondisi pantai tersebut.

Selain sampah kayu, plastik dan sisa makanan, GoNews.co juga menemukan sampah-sampah berbahaya seperti bekas popok bayi, pembalut bahkan kaleng-kaleng bekas bahan kimia.

Objek Wisata Bandar Mutiara, dan Pantai Tiku di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam itu terkesan tak terurus. Ibaratnya tak bertuan dengan kondisi kotor dan tak tampak lagi keindahan sebagaimana layaknya destinasi wisata.

Bukan hanya di bibir pantai, sampah juga berserakan di areal parkir dan di lokasi para pedagang menjajakan kuliner khas Agam. Bangunan dan fasilitas umum yang dulu ada, kini juga sudah tak terlihat utuh, seperti bangunan permainan anak, pentas tempat pagelaran kesenian, dan beberapa bangunan kedai milik warga terlihat sudah banyak yang runtuh dan tak terawat lagi.

Salah seorang pengunjung yang masih anak katarunan Ranji Jambak dari Datuak Mankuto bernama Ade Gunawan Jambak, kepada GoNews.co menceritakan, dahulu, Pantai Tiku dan Objek Wisata Bandar Mutiara adalah lokasi favorit untuk berlibur. Kondisinya masih alami, bersih, indah dan sejuk dengan pepohonan cemara laut serta pohon pinus.

"Saya dulu tinggal di Tiku, jadi tahu persis kondisi pantai ini. Dibanding sekarang sangat jauh perbedaanya. Saat ini pantai terlihat jorok, kotor dan bau. Secara otomatis pengunjung pun tak ada yang betah berlama-lama di sini," ujar Ade yang sengaja datang untuk berlibur bersama keluarga sekaligus mengenang masa kecilnya.

Ade yang sudah lama tak pulang kampung itu merasa kecewa, karena pihak Pemda Kabupaten Agam terkesan abai dengan kondisi pantai tersebut. Terlebih lagi kata dia, Sumbar adalah gudangnya destinasi dan objek wisata yang menjadi tujuan para wisatawan di Sumatera.

"Kecewa pasti, malu iya juga. Saya berharap, Bupati dan Dinas Pariwisata Kabupaten Agam segera bergerak membersihakan lokasi wisata ini. Kalau dikerahkan pasukan 'Orange'(Petugas Kebersihan), ini enggak lama kok, sehari dua hari juga bersih. Itu kalau memang ada niat untuk menjaga keindahan pantai ini," ujar Ade yang kini sudah menetap di Kota Pekanbaru, Riau.

Sementara itu, pengunjung asal Medan, Widiastuti juga mengeluhkan hal yang sama, bahkan kata dia, penampilan pasir putih yang membentang bibir pantai tersebut berbeda dari 3 bulan sebelumnya. "Sekarang mas lihat sendiri, pantai ini penuh dengan sampah, plastik, dedaunan ranting kayu, serta sampah kelapa muda. Kondisi pantai sangat berubah saat saya dan keluarga datang kesini beberapa bulan yang lalu," tukasnya.

Kotornya Pantai ini sudah barang tentu berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan yang datang, para pengunjung pun malas untuk bermain bersama keluarga di dekat pasir, ataupun mandi di laut.

Tidak cuma pengunjung, para pedagang juga mengaku risih dengan kondisi pantai yang kotor. Meskipun sampah-sampah tersebut juga sebagian berasal dari tidak disiplinya mereka dalam membuang sampah sisa makanan.

"Tidak semua pedagang taat aturan. Saya sendiri risih dan merasa tidak ada ketegasan dari pihak pemerintah maupun pengelola. Banyak teman-teman yang dagang tidak disiplin dan membuang sampah seenaknya," keluh pedagang yang akrab disapa Ajo.

Pada tahun 2018 lalu, pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sendiri sudah pernah menggalakkan giat bersih-bersih pantai. Pemprov Sumbar menyadari, bahwa mayoritas pesisir pantai di Indonesia dicemari sampah. Terutama limbah plastik. Kondisi tersebut juga terjadi hampir di seluruh pantai kawasan Sumatera Barat (Sumbar).

Bahkan tak jarang, bibir laut hingga lingkungan bermain di sekitar pantai dikotori banyak sampah. Aksi bersih pantai bertema Bersih Pantaiku, Hijau Lautku itu diikuti ratusan pelajar, TNI, sejumlah stakeholder Pemprov Sumbar dan Pemkab Agam yang diharapkan bisa meningkatkan partipasi masyarakat dan pemangku kebijakan terkait. Bahkan saat itu, Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria turut hadir dalam aksi bersih pantai.

Ayo Pak Bupati dan Pak Wabup, lakukan lagi giat bersih-bersih pantai ini! Jika dibiarkan, maka citra wisata di Sumbar akan jelek dengan kesan kotor dan bau Pak!.***