TOBASA-Paska berakhirnya acara Toba Caldera World Music Festifal (TCWMF) 2019 yang diselenggarakan selama 3 hari oleh Badan Pembangunan Otoritas Danau Toba (BPODT) dengan Kelompok Musisi Swara Musik Sama, sebahagian besar warga Tobasa dan warga Kab.Tetangga merasa kecewa dan kesal.

Kekecewaan ini karena acara TCWMF 2019 yang di gelar di Bukit Singgolom desa Lintong Ni Huta Tampahan sejak Jumat hingga Minggu kemarin banyak warga tidak mengetahui adanya pangelaran akbar pentas musik yang bertemakan nama Dunia (World) di daerah Kab.Toba Samosir.

Dilokasi acara, berdasarkan pentauan Gosumut pengunjung yang datang banyak kecewa atas minimnya informasi akan adanya kegiatan akbar kelas dunia di Bukit Singgolom yang digelar oleh BPODT bersama dengan Pemkab Tobasa dengan panitia pelaksana kegiatan Kelompok Musik Swara Musik Sama dari Medan.

"Kita taunya dari info info antar sesama kawan, yang membuat kita ragu akan kebenarannya apa memang benar ada atau tidak adanya acara ini. Dengan agak berat hati kita mencoba datang,ehhh...ternyata benar ada acaranya...yahhh....acara seperti inilah. Tema bagus, skala internadional lagi. Penyanyi nya sampai ke Tiongkok. Herannya acara sebesar itu kok promosinya kurang," terang Tina Silalahi (27) warga siborongborong Kab.Taput kepada Gosumut Minggu (..)jelang penutupan.

"Tentunya kegiatan ini sudah direncakan sebelumnya karena merupakan kalender kegiatan Pariwisata dari BPODT untuk Pariwisata Danau Toba. Kegiatan akbar ini dengan menggunakan tema nama Dunia (World) dan pesertanya datang dari beberapa belahan dunia seprti China, Mexico dan Malaysia. Juga di ikuti 9 kelompok musisi berbasis kampus di tambah 2 Negara Thailand dan Singapore yang sebelumnya ke dua negara ini mengundurkan diri dan berjanji di tahun 2020 memastikan diri akan ikut menjadi salah satu peserta Toba Caldera World Music. Dilihat dari tema kegiatan ini dapat dipastikan sudah bertaraf internasional karena namanya Toba Caldera World Music Festival 2019,"imbuhnya.

Namun kenyataannya,pelaksanaan kegiatannya seperti ecek ecek alias asal terlaksana saja. "Hal ini kita katakan sesuai dengan kenyataan. Buktinya pemasangan pentas yang tidak profesional dengan tidak memperhitungkan cuaca (angin) dilokasi acara dengan mendirikan pentas yang menurut kami pentas tersebut tidak layak fisiknya di lokasi terbuka seperti di bukit Singgolom ini, karena di sini angin bertiup tidak bisa diprediksi,"ungkapnya.

"Karena di lokasi bukit Singgolom ini angin dari Danau Toba lebih sering bertiup kencang dan sering berputar arah tetapi waktunya tidak bisa kita duga duga," jelas S.Simanjuntak (67) warga desa setempat.

"Itulah bukti ketidak profesionalan panitia bersama Pemkab Tobasa dalam melaksanakan acara tersebut akibatnya pentas panitia tumbang ditiup angin. Saat kejadian beruntunglah tidak turun hujan.kalau hujan turun Panitia dan Pemkab Tobasa mau bagaimana, semua peralatan hampir dapat kita pastikan akan di timpa hujan dan akan mengalami kerusakan," terang Arusdin Lumbanraja (47) warga Pulau Raja Kab,Asahan ini.

Kegiatan yang sudah menamakan diri bertaraf dunia, tetapi minim promosi hampir bisa dikatakan tidak ada iklan promosinya kepada publik untuk diketahui supaya pengunjung dari berbagai daerah bisa datang. "Tidak usah lah belahan dunia, warga dari Samosir pun banyak yang tidak tahu. Pengunjungpun bisa dihitung jari,"paparnya.

Tentang pentas tumbang, Ketua Panitia Irwansjah kepada wartawan mengatakan, tumbangnya pentas karena alam, "alam tidak bisa kita prediksi. Secanggih apapun pentasnya kalau alam bergemuruh kita tidak bisa bilang apa. Tetapi hal ini untuk kedepannya akan menjadi sebuah pembelajaran bagi kita," jelas Irwansjah selaku Direktur Operasi off Festival.

Sebelumnya beberapa pejabat Pemkab Tobasa di lokasi acara saat di klarifikasi Gosumut mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan adalah oleh BPODT dengan Penitia pelaksana dari Komunitas Musik "Swara Musik Sama" Medan dalam hal ini pemkab Tobasa hanya sebagai pemilik tempat atau wilayah degan lokasi wisatanya.

Basar Simanjuntak selaku Direktur Pemasaran BPODT kepada wartawan dimalam akhir pagelaran mengatakan, segala kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan TCWMF tahun 2019 ini akan menjadi bahan masukan dan pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan di tahun 2020 nanti.

"Kita akan benahi semuanya dan akan kita pastikan untuk acara Toba Caldera World Music Festival tahun 2020 akan lebih baik dari tahun ini. Dengan beberapa kekurangan yang muncul dan sudah kita ketahui di acara tahun ini, dapat kita pastikan akan melakukan yang terbaik di iven berikutnya karena kita sudah mendapat pengalamannya," imbuhnya.

"Kegiatan perdana TCWMF Tahun 2019 di outdoor ( Luar Ruangan/alam terbuka) menjadi pembelajaran bagi kita kedepannya, dengan berbagai persoalan yang kita hadapi dan alami di lapangan dari awal hingga selesainya acara TCWMF 2019 ini akan menjadi sebuah motifasi perbaikan kedepannya," tegas Basar.*