JAKARTA - Rencana pemberangkatan jemaah haji asal Jabar tahun 2019 melalui Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Majalengka dipastikan gagal. Hal itu disebabkan permasalahan administrasi antara Saudia Airlines dengan Bandara Soekarno-Hatta. Kepastian itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat ditemui usai rapat pimpinan (Rapim) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (10/6).

Ia mengungkapkan, kabar tersebut diterima beberapa saat menjelang penentuan lokasi embarkasi haji asal Jabar. "Pihak Saudia Airlines-nya berkeberatan karena kerumitan administrasi yang sudah deal dengan Bandara Soekarno Hatta. Jadi lebih ke masalah itu," katanya.

Maka dari itu, pria yang akrab disapa Emil ini memastikan gagalnya keberangkatan haji dari Bandara Kertajati bukan masalah infrastruktur atau kesiapan embarkasi.

"Kalau Infrastruktur, mau terbang kapan saja siap ya," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memutuskan Bandara Kertajati akan digunakan sebagai embarkasi pemberangkatan jemaah haji asal Jabar mulai tahun ini.

Menindaklanjuti gagalnya rencana tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan pada 2020 Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati) menjadi tempat pemberangkatan haji. Sedangkan untuk ibadah umrah, bisa memberangkatkan jemaah antara bulan Agustus sampai September 2019.

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa menjelaskan, agar target itu terealisasi, sebelumnya harus ada penetapan terlebih dahulu dari Kementerian Agama RI. Ia optimistis penetapannya bisa selesai di bulan ini.

Berdasarkan rapat dengan Kemenag, Iwa mengatakan bahwa embarkasi haji semakin pasti akan dibangun di Kabupaten Indramayu. Menjadi pertimbangan utama karena Pemkab Indramayu telah memberikan hibah lahan seluas 8 hektare beserta sertifikatnya.

"Sehingga atas dasar tersebut, maka Kementerian Agama menetapkan embarkasi haji adanya di Kabupaten Indramayu. Berada sekitar 40 kilometer dari Bandara Kertajati dengan jarak tempuh 30 menit," ungkapnya.

Sebagai kelengkapan fasilitas di embarkasi di Indramayu, Pemprov Jabar diminta oleh Kemenag membangun masjid untuk jemaah. Permintaan khusus ini dikeluarkan karena Kemenag memiliki keterbatasan dana. "Hal ini segera diusulkan ke Gubernur dan DPRD, agar pembangunan masjid menjadi anggaran di APBD 2020," kata Iwa.

Selain masjid, Kemenag juga meminta bantuan untuk dibangunkan pagar sepanjang kawasan embarkasi. "Serta untuk pagar seluruh kawasan embarkasi haji direncanakan hibah dari Pemda Kabupaten Indramayu," pungkasnya.***