TOBASA-Jembatan Sibangebange desa Siantar Tongatonga 3 Kecamatan Siantar Narumonda Kabupaten Toba Samosir yang membentang di atas sungai Asahan menghubungkan Kecamatan Siantar Narumonda dengan 2 Kecamatan tetangganya (Kecamatan Parmaksian dan Porsea) yang telah berusia 36 Tahun itu kini kondisinya semakin memprihatinkan.

Tokoh Masyarakat desa Siantar Tongatonga 1 S Napitpulu (67) menuturkan kepada Gosumut Sabtu, (1/6/2019) Jembatan dibangun oleh Perusahaan Aluminium PT.INALUM semasa perusahaan tersebut masih dikelola oleh Bangsa Jepang.

"Tujuan pembangunan jembatan masa itu untuk memudahkan akses warga 3 desa (Desa Siantar Tongatonga 1, 2 dan 3) serta beberapa desa tetangganya ke Kec.Porsea serta untuk mendukung pekerjaan perusahaan dalam hal perawatan dan pembersihan aliran sungai Asahan," terangnya.

Jerri Simangunsong (46) warga desa Siantar Tongatonga 1 dan beberapa warga lainnya mengatakan, sangat resah dan ketakutan dengan kondisi jembatan saat ini yang sudah tua dan lapuk.

Karena jembatan Sibangebange ini saat dibangun beberapa puluh tahun yang lalu hanya berlantaikan papan. Saat ini besinya sudah banyak keropos dan bahkan ada yang sudah terlepas juga beberapa tiang penyangga jembatan di masing masing ke dua ujung jembatan sudah ada yang gantung.

Lebih lanjut di katakannya, perawatan jembatan juga minim dan hampir tidak pernah ada baik dari pihak perusahaan yang membangunnya sebelumnya maupun dari Pemerintah.

"Padahal kita ketahui saat ini PT,INALUM telah menjadi perusahaan BUMN Republik Indonesia yang beberapa tahun lalu telah beralih pengelolaannya ke tangan Indonesia sebagai pengelola resmi menjadi perusahaan Milik Negara (BUMN)," Jelasnya.

Ditambah dengan besi pengaman disisi kiri dan kanan Jembatan sudah banyak yang hancur bahkan terlepas membuat kami para warga sangat ketakutan saat melintasinya.kata warga lainnya.

Jannus Marpaung (48) warga desa setempat kepada Gosumut menuturkan, pada tahun 2018 yang lalu sudah ada 1 unit mobil yang jatuh kedalam sungai karena disaat melintasinya, lantai papan jembatan tiba tiba patah karena sopir berusaha menghindari lobang papan jembatan yang sudah menganga sebelumnya, namun naas mobil tidak bisa dkendalikan mengakibatkan mobil dan sopirnya jatuh kesungai Asahan namun tidak sampai korban nyawa pada saat itu.

"Saat ini kami warga ke 3 desa untuk menuju ke kota kecamatan dan untuk berbelanja ke pasar (onan) Porsea khususnya pada hari Rubu (hari pekan sekali seminggu) harus berputar melingkar dengan berkeliling dari beberapa desa, mulai dari desa Siantar Dangsina, Sitiotio menuju desa Narumonda 1 keluar ke Jalan Negara Jalinsum depan Polres Toba Samosir dengan waktu perjalanan +_ 1,5 Jam yang sebelumnya perjalanan dintempuh hanya setengah jam saja," imbuhnya.

Ditambahkannya hal itu dilakukan demi menghindari kecelakaan fatal yang akan menelan korban jiwa, karena saat ini jembatan tidak layak lagi untuk dilintasi oleh kendaraan bermotor apalagi kendaraan angkutan perdesaan dan kendaraan pengangkut hasil bumi.

Akibat dari panjangnya route perjalanan yang harus dilintasi berpengaruh pada harga hasil bumi pertanian warga menurun karena biaya pengangkutan yang bertambah mahalnya.

"Kami berharap kiranya Pemerintah segera mengganti jembatan Sibangebange dengan membangun jebatan baru. Janganlah hanya pembangunan renovasi kecil saja dengan mempertahankan sebagian besar dari fisik badan jembatan.

"Jembatan Sibangebange ini tidak pas lagi kalau hanya renovasi. Menurut kami hanya menghabiskan anggaran saja dan kelak akan sia sia, jembatan ini harus benar benar ganti dengan bangunan jembatan baru demi keselamatan warga yang melintasinya dan memperlancar transportasi roda perekonomian masyarakat desa," tegas Oppu Bernat (71) warga desa Siantar Tongatonga 3 ini salah seorang tetua adat desa.*